Akhirnya Misteri Segitiga Bermuda Terpecahkan
- Google Maps
VIVA.co.id – Keberadaan kawasan Segitiga Bermuda sering dikaitkan dengan penyebab hilangnya kapal dan pesawat. Namun, kini dua pakar meteorologi dari Arizona State University, Amerika Serikat, Kevin Corriveau dan Randy Cerveny, dapat mengungkapkan misteri Segitiga Bermuda.
Melalui program Whats On Earth di laman Science Channel, Corriveau mencoba memecahkan hilangnya kapal dan pesawat yang melalui Segitiga Bermuda dengan argumen ilmiah. Menurutnya, kawasan yang berada di Amerika Serikat bagian barat itu selalu dinaungi awan heksagonal.
"Jenis-jenis bentuk (awan) heksagonal di atas lautan pada dasarnya seperti 'bom udara'" ucap Cerveny dikutip dari NBC News, Senin, 24 Oktober 2016.
Pola awan dengan bentuk segi enam itu mampu melesat hingga 274 kilometer per jam. Kedua pakar itu mengatakan, setiap kapal dan pesawat sudah barang tentu akan menghindari awan heksagonal tersebut.
Berdasarkan pengamatan dari citra satelit, keberadaan awan heksagonal ini menunjukkan adanya awan 'bom udara' yang berada di sisi utara Samudera Atlantik.
Corriveau dan Cerveny satu suara, menyatakan konfigurasi awan heksagonal ini menjadi penyebab utama menghilangnya kapal dan pesawat yang melintas di wilayah seluas 500 ribu mil yang menghubungkan Bermuda, Florida, dan Puerto Rico itu.
Kedua ahli meteorologi ini pun membandingkan awan heksagonal yang ada di Segitiga Bermuda dengan yang ditemukan di laut utara Eropa. Mereka mengatakan, awan heksagonal di Benua Biru itu melesat 160,9 kilometer per jam dan menciptakan gelombang dengan tinggi lebih dari 45 kaki atau 13,7 meter..
Meski ada kesamaan, tetapi kata Corriveau, dua wilayah tersebut tidak dapat disamakan pola cuacanya, karena geografisnya yang berbeda. Corriveau mengatakan, garis lintang memainkan peran penting dalam melahirkan karakteristik awan dan cuaca di suatu daerah.
"Saya tidak bisa mengatakan bahwa apa yang kita lihat di Bahama (Segitiga Bermuda) adalah sama persis seperti yang ada di laut utara Eropa," ucapnya.