Produksi Listrik PGE Kuartal III Lampaui Target

sumur produksi pertamina geothermal area ulubelu
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – PT Pertamina, melalui anak usahanya, PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), hingga kuartal III 2016 mencatatkan produksi listrik dari pembangkit panas bumi sebesar 2.233 Giga Watt Hour (GWh), melampaui target yang ditetapkan perseroan sebesar 2.216 GWh.

Kinerja Produksi PGE Kuartal III-2023 Meningkat 4,3 Persen

“Hingga akhir 2016, PGE menargetkan produksi listrik dari pembangkit panas bumi sebesar 3.075 GWh,” ujar Tafif Azimudin, Sekretaris Perusahaan Pertamina Geothermal Energy (PGE) dikutip dari keterangannya, Sabtu 22 Oktober 2016. 
 
Saat ini, produksi listrik PGE berasal dari lima unit PLTP Kamojang dengan total kapasitas 235 megawatt (MW) di wilayah kerja panas (WKP) bumi Kamojang-Darajat, Jawa Barat. Kemudian, empat unit PLTP Lahedong berkapasitas 80 MW di WKP Lahedong, Sulawesi Utara, dan dua unit PLTP Ulubelu berkapasitas 55 MW di WKP Gunung Way Panas, Lampung.

Menurut Tafif, saat ini PGE menjalankan delapan proyek panas bumi, baik steam field maupun PLTP. Lima proyek pengembang energi geothermal di Kamojang, Karaha, Lahendong, Ulubelu dan Lumut Balai. Sementara itu, untuk proyek steam field, PGE tengah menggarap proyek Hululais dan Sungai Penuh. Serta empat proyek tahapan eksplorasi, yaitu Bukit Daun, Margabayur, Lawu dan Seulawah.

Penandatanganan Perjanjian Way Ratai, Kerja Sama Chevron dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk

"Infrastruktur di Bukit Daun dengan membangun jalan masuk ke hutan lebih dari 20 kilometer sudah finalisasi, rencana Oktober sudah mulai bor eksplorasi," ungkap Tafif.

Dari seluruh proyek tersebut sudah selesai dua PLTP, yakni Kamojang Unit lima dan Ulubelu Unit 3. Hingga akhir 2016, PGE memproyeksikan dua PLTP lainnya, yakni Lahedong Unit 5 dan Karaha Unit 1 juga akan tuntas.

Pertamina Geothermal Energy Jajaki Kerja Sama dengan AGIL, Kembangkan Konsesi Longonot di Kenya

Tafif mengungkapkan PGE merupakan perusahaan nasional dengan sumber daya manusia (SDM) lokal yang menangani 11 proyek pengembangan dan empat proyek eksplorasi secara paralel. Bahkan, tidak ada perusahaan geothermal mana pun di seluruh dunia, termasuk Amerika, Selandia Baru dan Islandia yang sangat maju dalam pemanfaatan geothermal yang pernah melalukan pekerjaan serupa paralel sebanyak itu.

"Tentu saja hal ini tidak lepas dari kekuatan PGE di sisi upstream yang didukung penuh Pertamina, baik dari teknis operasional dan pendanaan," kata dia.

Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia, Abadi Purnomo mengatakan, PGE memang agresif dalam mengembangkan proyek-proyek panas bumi di Indonesia.  "Iya PGE sedang agresif. Kami full support," katanya.

Sementara itu, Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yunus Saefulhak mengaku optimistis PGE bisa mencapai target produksi listrik dari pembangkit panas bumi hingga akhir 2016.

Tambahan kapasitas pembangkitan  dari semula 462 megawatt (MW) menjadi 557 MW dari PLTP Ulubelu yang mulai beroperasi pada Juli 2016 sebesar 55MW dan Lahendong Unit 5 yang beroperasi pada September  2016 sebesar 20 MW. 

"Pada Desember 2016 PGE  akan COD lagi Lahendong 20MW sehingga target produksi listrik PGE tahun ini saya kira akan tercapai," kata dia

Sinergi PLN IP dengan PGE.

Sinergi PLN IP dengan PGE Optimalkan Potensi Besar Energi Panas Bumi RI

PLN Indonesia Power (PLN IP) bersinergi bersama Pertamina Geothermal Energy (PGE) dalam pengembangan PLTP Ulubelu Binary Unit 30 MW dan Lahendong Binary Unit 15 MW.

img_title
VIVA.co.id
19 September 2024