Vogue Dukung Hillary Clinton Jadi Presiden AS
- REUTERS/Carlos Barria
VIVA.co.id – Di tengah ketidakpastian dan kekacaaun selama musim kampanye pemilu, menebak siapa yang laik menjadi pemimpin Amerika Serikat (AS) merupakan hal yang sulit. Namun, majalah mode ternama dunia, Vogue menciptakan sejarah baru dengan memberi dukungan kepada salah satu kandidat.
Vogue mendukung kandidat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton sebagai presiden AS yang baru untuk menggantikan Barack Obama, yang sudah memimpin negeri itu selama dua periode. Ini sepertinya bukan sebuah kejutan siapa yang dipilih Vogue lantaran majalah AS itu telah memprofilkan istri Bill Clinton sebanyak enam kali sejak masih menjadi mahasiswi hukum di Yale University hingga Sekretaris Negara.
Dikutip dari Vogue, majalah yang dipimpin Anna Wintour tersebut mengaku, mereka menyadari bahwa Clinton bukan kandidat yang sempurna, namun kecerdasan dan pengalamannya mencerminkan kebijakan dan posisi yang bersih, berani, dan memberikan harapan.
Clinton mendukung reformasi imigrasi yang komprehensif, termasuk mendapatkan kewarganegaraan. Dia menyuarakan keadilan rasial, reformasi hukum kepolisian dan hukuman.
Saat menjabat sebagai Sekretaris Negara, Hillary Diane Rodham Clinton menunjukkan bahwa dia mengerti bagaimana memperkuat hubungan luar negeri, menanggapi krisis global, dan kepemimpinan Amerika di dunia.
Dia juga mendukung hak dan berniat mengakhiri diskriminasi kaum lesbian, gay, biseksual dan transgender. Clinton juga tahu tantangan yang dihadapi perempuan bekerja. Selain itu, proposal pajak dan komitmennya untuk investasi di sektor infrastruktur hingga melanjutkan reformasi perawatan kesehatan.
Selain Vogue, dikutip dari CBC, media lain yang mendukung Clinton adalah majalah Foreign Policy. Sama dengan Vogue, majalah ini belum pernah mendukung kandidat presiden AS sejak didirikan hampir setengah abad lalu.
Foreign Policy memberikan dukungan kepada Clinton baru pada awal bulan ini. Majalah tersebut menyebut bahwa kandidat presiden dari Partai Republik, Donald Trump merupakan salah satu ancaman terbesar yang dihadapi Amerika.