Beban Biaya Logistik RI Lebih Besar dari Malaysia
- REUTERS/Darren Whiteside
VIVA.co.id – Sektor logistik memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional. Namun berdasarkan survei Bank Dunia, Indonesia saat ini masih menanggung biaya logistik mencapai 24 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Bahkan, angka tersebut jauh lebih mahal ketimbang negara tetangga seperti Malaysia, yang hanya menanggung beban biaya logistik sebesar 16 persen terhadap PDB.
"Logistik Indonesia itu jauh lebih mahal dibanding Malaysia dan Thailand. Di sana, (beban biaya logistik) angkanya 16 persen," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution di perhelatan Indonesia Transport Supply Chain & Logistics di Jakarta International Expo, Jakarta, Rabu, 19 Oktober 2016.
Darmin menjelaskan, ketika berbicara mengenai logistik, ketersediaan infrastruktur dan transportasi yang memadai menjadi topik paling sentral. Sampai sat ini, jalur distribusi barang masih terlalu panjang, dan tidak efisien.
Begitu juga dengan ketersediaan infrastruktur yang memadai, dalam menopang arus distribusi tersebut. Dengan demikian, beban biaya yang ditanggung pun semakin besar, dan tidak efisien. Padahal sejatinya, biaya tersebut bisa ditekan, untuk meningkatkan daya saing.
"Banyak hal yang berakumulasi yang membuat logistik kita mahal. Kita tidak punya  jaringan angkutan yang mengangkut barang dari desa ke kota, dan sebaliknya," katanya.
Ia menegaskan, meskipun saat ini sudah ada Pusat Logistik Berikat, namun pemerintah telah menyatakan komitmennya untuk tetap mencermati permasalahan logistik di masa depan.
"Mari kita fokuskan untuk mendorong kegiatan usaha, baik di dalam maupun luar negeri. Kami akan tetap cermati, dan efisiensikan soal logistik ini," tutur Darmin.