Penghargaan Nobel Sastra untuk Bob Dylan Tuai Kritikan
- REUTERS/Rob Galbraith
VIVA.co.id – Bob Dylan, penyanyi dan penyair legendaris ini memenangkan hadiah Nobel di bidang sastra, Kamis, 13 Oktober 2016. Meski dinilai sebagai sosok yang pantas karena selalu berhasil membuat lirik yang puitis dan menggugah hati, namun tak sedikit orang yang mengkritisi keputusan Swedish Academy sebagai penyelenggara hadiah Nobel ini.
Dilansir NY Times, terpilihnya musisi 75 tahun ini Kamis lalu dinilai sebagai keputusan radikal sepanjang sejarah Nobel sastra sejak 1901.
Memilih musisi populer untuk penghargaan tertinggi di bidang sastra membuat banyak pihak mempertanyakan lagi batas sastra Swedish Academy. Perdebatan pun terjadi soal apakah lirik lagu bisa memiliki nilai artistik yang sama dengan puisi dan novel.
Sejumlah penulis besar merayakan pencapaian tersebut, seperti Stephen King, Joyce Carol Oates, dan juga Salman Rushdie. Mereka menyebut Dylan adalah pewaris tradisi yang brilian dan menilai keputusan akademi adalah keputusan yang keren.
Namun tak sedikit juga yang mengatakan jika Swedish Academy memilih tanpa rujukan dan mempertanyakan, apakah menulis lirik lagu, seberapapun briliannya, bisa mencapai level sastra.
"Bob Dylan memenangkan nobel sastra seperti Mrs Fields dianugerahi tiga bintang Michelin. Ini hampir sebodoh Winston Churchill," ujar novelis Rabih Alameddine.
Jodi Picoult, novelis yang karyanya selalu laris ini bahkan mencibir, "Saya ikut senang atas (pencapaian) Bob Dylan, Apakah itu berarti saya bisa memenangkan Grammy?"