Morgan Freeman Hadiri Perayaan Asyura di Masjid London
- Instagram/Morgan_Freeman_Official
VIVA.co.id – Setelah sempat diisukan masuk islam beberapa tahun silam, aktor Hollywood, Morgan Freeman, secara mengejutkan menghadiri sebuah khotbah di sebuah masjid di kota London.
Dilansir dari laman uk.news, Freeman berkunjung ke masjid yayasan Al-Khoei London pada Jumat, 14 Oktober 2016 untuk mempelajari lebih lanjut tentang festival Asyura, guna keperluannya membintangi sebuah film dokumenter berjudul ‘The Story Of God’.
Kunjungan tersebut juga akan menjadi bagian dari film dokumenter. Dalam film tersebut, Freeman berusaha untuk memahami mengapa orang di seluruh dunia menyembah Tuhan yang berbeda.
Pihak penyelenggara perayaan tersebut merahasiakan kedatangan Freeman hingga ia duduk dan mendengarkan khotbah di tengah para jemaah.
Dalam keterangannya, pihak yayasan Al-Khoei mengatakan bahwa Freeman tampak cukup tertarik mengikuti dan menyimak jalannya acara.
Setelah khotbah selesai, peserta terlihat bersemangat posting kehadiran Freeman lewat akun media sosial. Mereka mengaku terkejut bahwa bintang film ternama mau mengunjungi tempat ibadah mereka.
Yousif Al-Khoei dari Yayasan Masjid Al-Khoei Kilburn mengatakan bahwa sebelumnya, yayasan didatangi oleh para peneliti dari National Geographic yang tertarik pada peringatan Asyura untuk film dokumenter.
Seperti yang diketahui bahwa Asyura adalah peringatan yang cukup kontroversial bagi mayoritas umat Islam, namun sangat penting untuk kaum Syiah. Perayaan ini memperingati kematian Husain bin Ali, cucu Muhammad, pada pertempuran Karbala.
Al-Khoei berharap bahwa film dokumenter Freeman kelak akan memberikan dampak yang besar pada dunia.
"Kami berharap bahwa dia (Freeman) akan membawa pemahaman tentang dan antara komunitas agama di panggung dunia. Saya berharap tayangan ini kelak akan membantu untuk menghilangkan hal-hal seperti islamophobia, anti-Semitisme dan shiaphobia," ujarnya.
Selain itu Al-Khoei juga mengungkapkan harapannya, kedatangan Freeman bisa menjadi batu loncatan.
"Kami berharap film dokumenter dan minatnya akan menjadi batu loncatan untuk sebuah gerakan yang akan berbicara menentang segala bentuk kebencian dan rasisme," ungkapnya.