Minim Sentimen Positif, Rupiah Lanjutkan Pelemahan

Seorang petugas bank menunjukkan uang kertas dolar AS dan rupiah beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Perdagangan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sepertinya akan melanjutkan pelemahan setelah kemarin ditutup terkoreksi 55 poin atau 0,42 persen ke Rp13.073 per dolar AS.

Rupiah Loyo Pagi Ini, Nyaris Tembus Rp16 Ribu per Dolar AS

Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, sentimen domestik maupun global masih minim sehingga sulit untuk dapat menarik rupiah dari zona merahnya.

"Keadaan tersebut, membuat rupiah menembus level batas bawah atau support kami sebelumnya dan berpeluang untuk melanjutkan pelemahannya dalam jangka pendek," ujarnya di Jakarta, Jumat, 14 Oktober 2016.

Rupiah Dibuka Menguat di Level Rp15.842 per Dolar AS

Pihaknya memperkirakan, hari ini rupiah akan bergerak di kisaran batas atas atau resistance di level Rp13.054, sementara batas bawah baru atau support berada di level Rp13.097 per dolar AS.

Reza menjelaskan, nilai tukar poundsterling kembali melemah setelah pelaku pasar kembali merespons adanya peluang The Fed untuk menaikkan tingkat suku bunga AS dalam Fed minute release.

Rupiah Melemah ke Rp 15.523 per dolar AS, Ini Pemicunya

Terlihat laju GBP-USD bergerak sempat melemah 0,36 persen di level 1,21. Sementara itu laju USD menurun tipis 0,03 persen terhadap mayoritas mata uang dunia dan menyebabkan laju Yen bergerak menguat sehingga direspons negatif oleh para pelaku pasar valas Asia.

Di samping itu, lanjutnya, pergerakan harga minyak mentah dunia yang mudah berubah akibat masih adanya pro dan kontra terkait rencana pembatasan produksi dari anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan non OPEC turut menekan mata uang kawasan.

Uang kertas rupiah dan dolar AS.

Dibuka Menguat, Rupiah Berpotensi Melemah Imbas Ketegangan Rusia-Ukraina

Eskalasi perang Rusia vs Ukraina yang makin memanas jadi pemicu rupiah bisa melemah. Apalagi, ada ancaman Rusia yang siap gunakan nuklir.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024