Kredit BNI Jauh di Atas Industri, Ini Pendorongnya
- Andika Wahyu
VIVA.co.id – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mencatat pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 21,1 persen pada kuartal III tahun ini menjadi Rp372,02 triliun. Angka tersebut jauh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan kredit di industri yang mencapai 7,6 persen per Agustus 2016.
"Terjadi percepatan penyaluran kredit sejak kuartal I 2016 yang disebabkan oleh kebijakan-kebijakan yang ditempuh manajemen," ujar Direktur Utama Bank BNI Achmad Baiquni di Jakarta, Kamis, 13 Oktober 2016.
Baiquni menjelaskan, beberapa strategi yang dilakukan manajemen antara lain menggali potensi pasar pembiayaan BUMN dengan fokus pada proyek infrastruktur dan sektor industri yang memiliki risiko rendah dan terkontrol.
"Kedua, mengoptimalkan jaringan dan outlet untuk mampu menggarap potensi pasar yang ada. Ketiga, menggali potensi supply chain debitur korporasi," tuturnya.
Menurutnya, penyaluran kredit BNI di bisnis perbankan masih menjadi yang terbesar dengan komposisi 73 persen dari total kredit, atau sebesar Rp271,68 triliun.Â
"Aliran kredit ke sektor business banking ini tumbuh 23,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015," tuturnya.
Baiquni merincikan, kredit BNI disalurkan ke segmen korporasi sebanyak 24,3 persen, kredit BUMN 19,1 persen, lalu ke segmen menengah 16,3 persen, dan segmen kecil sebesar 13,3 persen.
Untuk meningkatkan penyaluran kredit ke segmen korporasi, dia mengaku bekerja sama melaksanakan paduan strategi yaitu, Â fokus pada pembiayaan proyek infrastruktur dan BUMN.
Kemudian fokus pada pembiayaan sektor berisiko rendah seperti konstruksi, pertanian, serta sektor listrik, gas, dan air. Serta, tidak melakukan ekspansi ke sektor yang berisiko cukup tinggi karena faktor eksternal, seperti sektor minyak dan pertambangan.
Sementara itu untuk sektor menengah, penyaluran strategi yang dilakukan adalah meningkatkan kualitas monitoring pembiayaan kredit melalui pemberian kewenangan pimpinan wilayah.
"Kemudian, mengoptimalkan debitur-debitur segmen menengah yang merupakan supply chain financing debitur korporasi," ujarnya.
Sedangkan untuk segmen kecil, penguatan kredit, BNI mengoptimalkan jaringan melalui penetapan outlet sebagai full branch, serta, fokus pada pembiayaan produk kredit usaha rakyat (KUR).Â
Selain bisnis perbankan, BNI juga mengucurkan pembiayaan ke sektor konsumen atau consumer banking dengan alokasi 16,9 persen dari total kredit. Dengan fokus pada kredit pemilikan rumah (KPR), kartu kredit, dan fleksi. Kredit ke sektor ini tumbuh 14,4 persen.
"Pertumbuhan ini diraih dengan dua strategi utama, yaitu pertama, optimalisasi potensi pembiayaan melalui produk payroll nasabah dari debitur institusi, dan Kedua, melakukan optimalisasi cross sell," tuturnya.