IRESS: PLN Tak Punya Duit Jangan Paksa Akuisisi PGE
- Antara/ Fanny Octavianus
VIVA.co.id – Rencana PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mencaplok saham anak usaha PT Pertamina, yaitu PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), dinilai tidak tepat dan terlihat terlalu dipaksakan jika harus menyiapkan dana yang besar dan bersumber dari pinjaman dan obligasi. Dana yang besar itu disebut lebih baik digunakan untuk fokus melakukan pembangunan proyek listrik 35 ribu MW.
Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara, memandang rencana PLN untuk memiliki saham di PGE menjadi 50 persen tidak tepat di tengah kondisi keuangan yang terbatas.
"Akan sangat relevan jika PLN fokus pada pembangunan pembangkit, gardu listrik dan jaringan transmisi dalam program pembangkit 35 ribu megawatt (MW)," kata Marwan dalam diskusi di ruang GBHN Nusantara V, MPR RI, Kamis 13 Oktober 2016.
Guna mengakuisisi PGE sekitar 50 persen, PLN disebut membutuhkan dana yang cukup besar, yaitu sekitar US$2 miliar hingga US$2,5 miliar. Menurut Marwan, jika PLN tidak memiliki kemampuan untuk mengumpulkan dana tersebut, maka tidak usah dipaksakan.
"Sebagaimana dikatakan Dirut (Direktur Utama) PLN, Sofyan Basir, masalah dana harus dipenuhi oleh PLN dengan meminjam atau obligasi. Ini yang menjadi pertanyaan, apakah PLN Siap?" kata dia.
Seperti diketahui, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno mengatakan, bahwa PLN berencana untuk melakukan sinergi dengan PT Pertamina melalui pengambilan saham PGE. Hal ini dilakukan guna menggenjot peningkatan energi baru dan terbarukan.
(mus)