Warga di 10 Negara Kaya Ini Tak Percaya pada Politisinya

Milan, Italia.
Sumber :
  • U-Report

VIVA.co.id – Survei daya saing global yang dirilis forum ekonomi Dunia (WEF) menunjukan kesehatan dan risiko keuangan setiap negara di dunia dalam menghadapi gejolak yang terjadi. 

Cak Imin Sambangi Kertanegara, Bakal Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran?

Salah satu indikator yang disurvei karena di dinilai mempengaruhi perekonomian suatu negara adalah seberapa besar warga di negara tersebut mempercayai politisinya. 

Dilansir dari Business Insider, Kamis 13 Oktober 2016, WEF mensurvei para eksekutif  di negara-negara yang menjadi objek survei, untuk mengetahui opini dunia usaha terkait standar etika politik di negaranya masing-masing. 

Panggil Tokoh-tokoh, Prabowo Ingin Kenalkan Calon Menterinya ke Publik

Dengan menggunakan skor 1 (terendah) sampai dengan (7) yang tertinggi. WEF mensurveieksekutif di 34 negara yang tergabung dalam Organisas Kerja sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). 

Sebab, negara-negara anggota OECD dianggap memiliki ekonomi yang relatif kaya berkembang dengan sistem yang mayoritas pemerintahannya dikelola dengan sistem demokrasi. 

Jelang Dilantik Lagi jadi Anggota DPR RI 2024-2029, Misbakhun Sukses Finis Berlin Marathon

Berikut 10 negara kaya yang warganya tidak mempercayai kinerja politisi: 

1. Italia

Negara ini telah memiliki 60 pemerintah yang berbeda sejak perang dunia kedua. Baru-baru ini politik di negara tersebut juga diguncang dengan penipuan pajak yang dilakukan Silvio Berlusconi pada 2013. 

2. Republik Slovakia

Korupsi di Slovakia, masih menjadi masalah besar . Skandal korupsi yang mengguncang negara tersebut pada 2011, menunjukkan bahwa politisi, pemimpin bisnis dan pejabat menerima suap secara rutin. Hal ini yang menyumbat kepercayaan masyarakat dan membuatnya mendapatkan nilai 2,2.

3. Yunani

Negara ini mendapatkan nilai 2,3. Kepercayaan akan politisi di negara ini menyusut drastis paska krisis ekonomi yang terjadi. Terlebih lagi penghematan anggaran yang dilakukan saat ini membuat masyarakat mereka menjadi menderita. 

4. Spanyol

Spanyol telah menggelar dua kali pemilihan umum dalam beberapa tahun ini. Negara yang mendapatkan nilai 2,4 ini tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi secara penuh pada tahun ini. 

5. Polandia

Kurangnya kepercayaan akan politisi di Polandia digambarkan dengan kurang konsistennya para warga pada pemilu yang digelar. Hal itu dibuktikan dari hasil survei yang mendapatkan nilai 2,4. 

6. Hongaria

Negara ini mendapatkan nilai 2,5. Kepercayaan warga di negara ini masih rendah, meskipun kebijakan Perdana Menterinya, Viktor Orban  menolak kuota migaran dari Uni Eropa didukung berbagai pihak.  

7. Korea Selatan

Kepecayaan publik dan pengusaha di Korea Selatan kepada politisinya terjadi setelah tenggelamnya kapal MV Sewol pada 2014. Kebijakan-kebijakan politik di negara tersebut dalam mengantisipasi bencana juga dikritik keras. Negara itu juga mendapatkan nilai 2,5. 

8. Latvia

Warga Latviamengalami kesulitan mempercayai politisi mereka. Sebab, banyak politisi di negara tersebut yang kedapatan mengalihkan dana publik ke perusahaan masing-masing. Atas dasar itu Latvia diberi nilai 2,5.

9. Republik Ceko

Politik di negara ini terguncang skandal pada 2013 lalu, ketika perdana menteri Petr Neces diselidiki karena korupsi. Hasil penyelidikan tersebut, dia dipaksa untuk mengundurkan diri. Ceko mendapatkan poin 2,6. 

10. Slovenia

Negara yang masih berjuang keluar dari masa kegelapan komunisme 20 tahun lalu mendapatkan skor 2,6. Penurunan dalam pengelolaan belanja publik dan korupsi yang terjadi membuat kepercayaan publik di negara tersebut anjlok.

Politisi Golkar, Mukhamad Misbakhun

Setelah Finisher Berlin Marathon, Misbakhun Berhasil Taklukkan Chicago Marathon

Politisi Golkar yang juga anggota DPR RI 2024-2029, Mukhamad Misbakhun, kembali berhasil menjadi finisher lomba maraton bergengsi. Misbakhun memang dikenal hobi ikut lari

img_title
VIVA.co.id
14 Oktober 2024