Warga di 10 Negara Kaya Ini Tak Percaya pada Politisinya
- U-Report
VIVA.co.id – Survei daya saing global yang dirilis forum ekonomi Dunia (WEF) menunjukan kesehatan dan risiko keuangan setiap negara di dunia dalam menghadapi gejolak yang terjadi.
Salah satu indikator yang disurvei karena di dinilai mempengaruhi perekonomian suatu negara adalah seberapa besar warga di negara tersebut mempercayai politisinya.
Dilansir dari Business Insider, Kamis 13 Oktober 2016, WEF mensurvei para eksekutif di negara-negara yang menjadi objek survei, untuk mengetahui opini dunia usaha terkait standar etika politik di negaranya masing-masing.
Dengan menggunakan skor 1 (terendah) sampai dengan (7) yang tertinggi. WEF mensurveieksekutif di 34 negara yang tergabung dalam Organisas Kerja sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Sebab, negara-negara anggota OECD dianggap memiliki ekonomi yang relatif kaya berkembang dengan sistem yang mayoritas pemerintahannya dikelola dengan sistem demokrasi.
Berikut 10 negara kaya yang warganya tidak mempercayai kinerja politisi:
1. Italia
Negara ini telah memiliki 60 pemerintah yang berbeda sejak perang dunia kedua. Baru-baru ini politik di negara tersebut juga diguncang dengan penipuan pajak yang dilakukan Silvio Berlusconi pada 2013.
2. Republik Slovakia
Korupsi di Slovakia, masih menjadi masalah besar . Skandal korupsi yang mengguncang negara tersebut pada 2011, menunjukkan bahwa politisi, pemimpin bisnis dan pejabat menerima suap secara rutin. Hal ini yang menyumbat kepercayaan masyarakat dan membuatnya mendapatkan nilai 2,2.
3. Yunani
Negara ini mendapatkan nilai 2,3. Kepercayaan akan politisi di negara ini menyusut drastis paska krisis ekonomi yang terjadi. Terlebih lagi penghematan anggaran yang dilakukan saat ini membuat masyarakat mereka menjadi menderita.
4. Spanyol
Spanyol telah menggelar dua kali pemilihan umum dalam beberapa tahun ini. Negara yang mendapatkan nilai 2,4 ini tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi secara penuh pada tahun ini.
5. Polandia
Kurangnya kepercayaan akan politisi di Polandia digambarkan dengan kurang konsistennya para warga pada pemilu yang digelar. Hal itu dibuktikan dari hasil survei yang mendapatkan nilai 2,4.
6. Hongaria
Negara ini mendapatkan nilai 2,5. Kepercayaan warga di negara ini masih rendah, meskipun kebijakan Perdana Menterinya, Viktor Orban menolak kuota migaran dari Uni Eropa didukung berbagai pihak.
7. Korea Selatan
Kepecayaan publik dan pengusaha di Korea Selatan kepada politisinya terjadi setelah tenggelamnya kapal MV Sewol pada 2014. Kebijakan-kebijakan politik di negara tersebut dalam mengantisipasi bencana juga dikritik keras. Negara itu juga mendapatkan nilai 2,5.
8. Latvia
Warga Latviamengalami kesulitan mempercayai politisi mereka. Sebab, banyak politisi di negara tersebut yang kedapatan mengalihkan dana publik ke perusahaan masing-masing. Atas dasar itu Latvia diberi nilai 2,5.
9. Republik Ceko
Politik di negara ini terguncang skandal pada 2013 lalu, ketika perdana menteri Petr Neces diselidiki karena korupsi. Hasil penyelidikan tersebut, dia dipaksa untuk mengundurkan diri. Ceko mendapatkan poin 2,6.
10. Slovenia
Negara yang masih berjuang keluar dari masa kegelapan komunisme 20 tahun lalu mendapatkan skor 2,6. Penurunan dalam pengelolaan belanja publik dan korupsi yang terjadi membuat kepercayaan publik di negara tersebut anjlok.