Samsung Disarankan 'Bunuh' Merek Note
- Reuters/Kim Hong-Ji
VIVA.co.id – Rangkaian insiden yang melanda Galaxy Note 7 menjadi pertaruhan reputasi Samsung. Krisis Galaxy Note 7 dipandang bakal membuat konsumen punya pandangan lain atas produk dan merek yang dikeluarkan Samsung.Â
Meski ada pecinta produk Samsung yang bakal tetap membeli produk keluaran perusahaan Korea Selatan itu, namun kasus Galaxy Note 7 harus menjadi pelajaran bagi Samsung.Â
Wakil Presiden Korea-Insight Institute, Kim Duk-jin mengatakan, sudah saatnya Samsung harus mematikan merek Note, untuk menjadi titik balik perusahaan.Â
"Samsung direkomendasikan untuk meninggalkan merek Note karena konsumen mungkin masih menemukan merek itu berbahaya, meskipun (Samsung) sudah menyiapkan Note 8," Duk-jin kepada The Korea Herad, dikutip Rabu 12 Oktober 2016.Â
Menurut pengukuran Korea-Insight Institute, persepsi atas Galaxy Note 7 secara signifikan telah berubah dalam dua bulan terakhir ini. Persepsi tersebut bahkan secara signifikan berubah di mata pengguna Korea Selatan, kandang Samsung.Â
Data Korea-Insight Institute menunjukkan, persepsi negatif atas Galaxy Note 7 naik menjadi 53 persen pada Oktober, angka itu naik dari angka 34 persen pada Agustus lalu saat perangkat andalan itu pertama kali diperkenalkan.Â
Berbanding terbalik, persepsi positif atas Galaxy Note 7 turun menjadi 42 persen dari angka 62 persen pada periode yang sama.Â
Reputasi Galaxy Note 7 masih bisa bergoyang, sebab maskapai internasional masih melarang Galaxy Note 7 'terbang' dan sejumlah insiden Galaxy Note 7 yang terbakar.Â
Meski disarankan untuk meninggalkan merek Note, Samsung dipandang sebaiknya tetap menggunakan merek Galaxy yang sudah terkenal. Sebab, jika meninggalkan merek Galaxy, Samsung butuh upaya keras lagi membangun nama merek baru kepada pelanggan.Â
Krisis Galaxy Note 7 tersebut juga menarik perhatian politikus Korea Selatan. Politikus partai kanan Korea Selatan, The Saenuri Party, Lee Hae-hoon, memperkirakan biaya yang dikeluarkan Samsung untuk menghentikan produksi Galaxy Note 7 mencapai US$1,9 miliar.Â
"Samsung tampaknya telah mengerahkan uangnya untuk menyelamatkan reputasi merek Galaxy," ujar sang politikus tersebut.
Perusahaan teknologi asal Korea Selatan itu mengumumkan kepada semua mitra operator dan distributor untuk menghentikan penjualan maupun pertukaran Galaxy Note 7 versi asli.
Beriringan dengan larangan penjualan, Samsung mengaku bekerja sama dengan regulator untuk menginvestigasi problem yang terjadi. Sebagai kompensasi, Samsung menawarkan penukaran Galaxy Note 7 dengan produk lainnya atau mengembalikan uang kepada konsumen.Â
"Pengguna Galaxy Note 7 versi asli maupun versi pengganti sebaiknya matikan perangkat itu dan berhenti pakai perangkat tersebut," kata Samsung dalam penyataannya, yang dikutip Reuters, Selasa 11 Oktober 2016.Â