09-10-1967: Che Guevara Ditembak Mati
- REUTERS/Enrique De La Osa
VIVA.co.id – Hari ini, 49 tahun silam. Ernesto Rafael Guevara de la Serna atau biasa dipanggil Che Guevara, pemimpin gerilyawan yang beraliran sosialis revolusioner, ditembak mati oleh tentara Bolivia.
Pasukan Bolivia yang didukung militer Amerika Serikat berhasil menangkap Guevara sehari sebelumnya. Melansir situs History, Che mengakhiri hidupnya di usia 39 tahun.
Ia dikenal sebagai pejuang revolusi komunis Kuba bersama Fidel Castro dan turut menggalang pemberontakan di beberapa negara, mulai dari Amerika Latin hingga Afrika.
Pada 1997, jenazah Che ditemukan dan dikirim ke Kuba untuk dimakamkan secara kenegaraan oleh Presiden Fidel Castro dan dihadiri rakyat Kuba. Che lahir dari keluarga terpandang di Argentina pada 1928.
Ia mengenyam pendidikan kedokteran di Universitas Buenos Aeros, Argentina. Pada suatu masa, ia mengambil cuti akademis untuk melakukan perjalanan di seluruh Amerika Selatan dengan sepeda motor.
Selama perjalanan itu, ia menyaksikan kemiskinan dan penindasan yang dialami masyarakat kelas bawah. Itulah yang membentuk pandangan politik dan filosofinya.
Ia juga membuat catatan perjalanannya dengan motor sepanjang 5.000 mil itu, yang akhirnya dibukukan dengan judul "The Motorcycle Diaries" pada 2003 dan filmnya dibuat setahun berikutnya.
Che menerima gelar dokter pada 1953 dan melanjutkan perjalanannya sekitar Amerika Latin dan kemudian terlibat dengan organisasi sayap kiri.
Pertengahan 1950-an, Che Guevara bertemu dengan Fidel Castro dan kelompok revolusioner di sebuah pengasingan di Meksiko.
Di sini, Che memainkan peran kunci dalam usaha Castro mengambil alih kekuasaan dari diktator Kuba Fulgencio Batista pada 1959.
Kemudian, ia menjadi tangan kanan Castro serta menjabat Menteri Perindustrian. Che lalu menjalani misi diplomatik di sejumlah negara Asia dan Afrika, bahkan dipercaya mewakili Kuba berpidato di Sidang PBB pada 1964.
Namun, karena merasa masih banyak rakyat di negara-negara Dunia Ketiga yang menjadi korban penindasan kaum kapitalis, Che akhirnya melepas jabatan tersebut.
Usai 'pisah' dengan Castro, Che kemudian berpetualang membantu perjuangan pemberontak di sejumlah negara Afrika - seperti Kongo, Mozambik, dan Tanzania. Dia lalu kembali ke Amerika Latin, kali ini ke Bolivia pada 1967.
Sepak terjang Guevara ini membuat dia menjadi buruan badan intelijen AS, CIA. Didukung pasukan Bolivia yang dilatih AS, agen CIA Felix Rodriguez memimpin penyerbuan ke sarang pemberontak yang dihuni Guevara.
Presiden Bolivia saat itu, Rene Barrientos, memerintahkan eksekusi atas Guevara. Namun dia meminta skenario agar Guevara tewas seolah-olah akibat tembak-menembak. Dalam pemeriksaan, Guevara diketahui ditembak sembilan kali. Kedua tangannya dipotong dan jenazahnya dikubur di sebuah makam tanpa nama.
(mus)