Lucky Hakim Bicara Pilkada DKI
- dok.ist
VIVA.co.id – Pemilihan gubernur DKI Jakarta yang akan diikuti 3 (tiga) pasangan, yakni Agus Harimurti Yudhoyono-Silviana Murni, Anies Baswedan-Sandiaga Uno dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot begitu menjadi sorotan seluruh masyarakat Indonesia dari semua kalangan. Wasekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN), yakni Lucky Hakim ikut mengomentari pesta demokrasi warga DKI Jakarta yang akan berlangsung 15 Februari 2017 mendatang.
Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PAN ini meluapkan rasa kekecewaannya yang begitu dalam terhadap calon gubernur petahana yaitu Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Lucky menyayangkan statement dan gaya komunikasi Ahok yang dinilainya tidak patut dicontoh.
"Pak Ahok itu kan kepala daerah yang sementara masih menjabat, sebagai orang nomor 1 (satu) saat ini di Jakarta tentu diharapkan menunjukkan sikap yang baik sebagai sorotan masyarakat," ujar Lucky, Jumat 7 Oktober 2016.
Lucky juga menyayangkan perihal ucapan Ahok soal ayat dalam Al Quran, yakni surat Al Maidah ayat 51. Lucky pun berharap agar jangan ada pihak yang terpancing emosi atas statement Ahok.
"Kita semua saling menghargai satu sama lain. Jadi jangan sampai terpancing emosi hanya karena statement tak elok dari satu orang," ucap Lucky.
Sebelumnya, Ahok membantah telah menghina surat dalam kitab suci Alquran itu, Ahok mengatakan, ucapannya yang mengutip ayat 51 surat Al Maidah di Alquran saat berdiskusi dengan warga Kepulauan Seribu, Selasa, 27 September 2016, bukan bentuk penghinaan terhadap kitab suci umat Muslim.
Menurut Ahok, seseorang memotong klip perkataannya dari video dokumentasi pertemuan yang diunggah Dinas Komunikasi, Informatika, dan Kehumasan DKI ke saluran YouTube resmi Pemprov DKI.
Pemotongan dilakukan tepat saat Ahok menghubungkan konteks ayat 51 surat Al Maidah dengan kecemasan warga terhadap keberlangsungan program pemberdayaan pembudidaya Kerapu yang sedang dia tinjau.
Ahok saat itu meminta warga supaya tidak merasa terpaksa memilihnya karena ayat 51 surat Al Maidah ditafsirkan sebagian kalangan sebagai larangan bagi umat Muslim untuk tidak memilih pemimpin bukan dari kalangan mereka.