06-10-1981: Presiden Mesir Tewas Saat Parade Militer
- REUTERS/Handout
VIVA.co.id – Hari ini 35 tahun silam. Presiden Mesir Anwar Sadat tewas setelah diberondong peluru yang dimuntahkan dari senapan serbu milik sekumpulan tentara Mesir yang berhasil menyelinap di tengah keriuhan parade militer.
Melansir situs History, tragedi mengenaskan ini berawal di Stadion Medinet Nasr, Kairo, ibu kota Mesir. Kala itu, Sadat sedang memperingati keberhasilan Mesir dalam Perang Oktober 1973, yakni perebutan kembali Semenanjung Sinai dari Israel di awal Perang Yom Kippur.
Sekelompok tentara ini merupakan pengikut kaum fundamentalis, yang tidak menyukai kebijakan Sadat untuk berdamai dengan Israel. Sadat dikenal sebagai pemimpin pertama Arab yang memelopori perdamaian dengan negeri Yahudi itu.
Langkah Sadat ini mengundang kecaman dari sesama negara Arab saat itu, karena tidak kompak dalam memerangi Zionis Israel di Timur Tengah. Kesepakatan damai Sadat dengan Israel itu menjadi motif pembunuhan atas dirinya.
Dipimpin Letnan Khalid Islambouli, yang akhirnya dieksekusi mati pada 1982, tim pembunuh beraksi setelah muncul seruan untuk menghabisi Sadat.
Tragisnya, peristiwa itu terjadi ketika Sadat tengah dikelilingi para pemimpin Mesir lainnya, termasuk Wakil Presiden Hosni Mubarak, pemuka agama serta diplomat senior asing di panggung kehormatan untuk menyaksikan parade.
Dalam suasana itu justru serangan mematikan terhadap Sadat dilakukan dengan sangat tiba-tiba oleh para serdadu yang juga sedang terlibat dalam pawai. Dua granat meledak ketika Sadat sedang menyaksikan defile pasukan Angkatan Udara Mesir.
Para penyerang kemudian memberondongkan peluru dengan senapan serbu ke segala arah. Sadat sempat dilarikan ke rumah sakit militer setelah diangkut dengan helikopter. Namun, nyawanya tidak dapat tertolong dan meninggal dunia dua jam kemudian.
Sementara, Sekretaris pribadi Sadat, Fawzi Abdel Hafez, tewas seketika. Mubarak, yang ada di samping Sadat tidak terluka sedikit pun. Namun, ia termasuk orang yang tidak sependapat jika dikatakan serangan itu sebagai upaya kudeta.
(mus)