Bila Dibentuk Terburu-buru, Holding BUMN Bisa Jadi Bumerang
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id – Pembentukan induk usaha atau holding BUMN Energi dinilai sebagai langkah memperkuat struktur aset dan modal. Hal tersebut juga diyakini dapat mendorong efisiensi BUMN sehingga lebih kompetitif dalam memasuki persaingan global.
Staf Ahli Pusat Studi Energi dan Dosen Universitas Gajah Mada, Fahmy Radhi, mengatakan dengan dilakukan holding pada BUMN energi diharapkan perusahaan plat merah tersebut tidak lagi 'jago kandang'. Ke depan holding BUMN ini juga harus disertai konsep dan tujuan yang jelas.
Menurut dia, pembentukan holding BUMN yang terburu-buru justru itu memperlemah bisnis BUMN energi dan justru bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri.
"Pembentukan holding energi tanpa disertai dengan konsep dan tujuan yang jelas, lalu dibentuk dengan terburu-buru, dikhawatirkan justru itu memperlemah bisnis BUMN Energi," kata Fahmy di Tebet di Jakarta Selatan, Selasa 4 Oktober 2016.
Ia mengatakan konsep pembentukan holding BUMN energi hanya sebagai sebuah simplifikasi atau penyederhanaan penunjukan PT Pertamina (persero) sebagai perusahaan holding, yang akan mencaplok PT PGN Tbk melalui mekanisme inbreng.
"Selain konsepnya tidak jelas, tujuannya pun juga sangat naif," katanya.
Menurut dia, tujuan holding tersebut diklaim hanya untuk memperkuat struktur modal Pertamina dalam waktu singkat sehingga memudahkan untuk mendapatkan tambahan utang pada 2018. "Ujung-ujungnya, utang Pertamina itu akan diperolah dari China seperti yang dilakukan menteri Rini sebelumnya dalam mencarikan utang tiga BUMN Perbankan," ungkap dia.