Alasan Penyewa Tentukan Minat Perkantoran

Ilustrasi perkantoran di SCBD Jakarta.
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA.co.id – Colliers International merilis laporan terakhir mengenai situasi Pasar Properti Jakarta, di kuartal III 2016. Senior Associate Director Colliers International, Ferry Salanto mengatakan, sejumlah kondisi di sektor properti saat ini, umumnya disebabkan oleh dinamika yang terjadi di pasar properti itu sendiri.

Minat Generasi Muda Terhadap Properti Berubah, Lippo Cikarang Perluas Pilihan Rumah

Dia, bahkan memberikan salah satu contoh di sektor properti unit perkantoran (office), di mana saat ini para penjual unit-unit perkantoran itu sedang menghadapi persaingan yang amat ketat.

Hal ini, menurutnya, karena tidak seimbangnya aspek suplai (supply) dan permintaan (demand), dalam bisnis properti unit-unit perkantoran tersebut.

Harta Mayor Teddy Tembus Rp15,3 Miliar, Mayoritas Aset Properti dan Tak Ada Utang

"(Situasi) ini disebabkan, karena stok (propertinya) berlebih, bahkan sampai beberapa tahun ke depan. Sementara itu, demand-nya sangat kecil," kata Ferry di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa 4 Oktober 2016

Ferry menilai, hal semacam ini juga terjadi di daerah-daerah lainnya di sekitar kawasan Central Business District (CBD). "Jadi, tidak hanya di (kawasan CBD) Jakarta saja, tetapi juga terjadi di beberapa daerah lain," ujarnya.

Apartemen Mewah Milik 3 Raksasa Properti Pasarkan Puluhan Unit Awal Tahun Ini, Begini Strateginya

Ia menyebut, tingginya supply dan rendahnya demand di pasar properti perkantoran ini, diyakini akan menyebabkan situasi 'Tenants Market' (pasar penyewa), atau di mana para tenant mempunyai bargaining power (kekuatan untuk menawar) yang tinggi, untuk memilih properti yang diinginkannya.

Jika sudah demikian, lanjut Ferry, pilihan para tenant itu biasanya hanya akan terfokus pada gedung-gedung yang baru saja dibangun, karena secara kondisi dianggap lebih berkualitas dan harga sewanya juga lebih kompetitif.

"Dengan situasi seperti ini, di mana supply banyak, tetapi demand berkurang, maka terjadilah suatu kondisi tenants market. Artinya, mereka punya banyak pilihan dan kebebasan untuk masuk (beli atau sewa) gedung mana saja," kata Ferry.

"Maka pilihan para tenants itu, biasanya juga akan jatuh pada gedung-gedung baru. Karena, kualitasnya dianggap lebih baik, sementara harga sewanya juga bisa lebih diterima," ujarnya. (asp)

Ilustrasi villa di Bali.

Mengapa Bali Populer sebagai Destinasi Investasi Properti pada Tahun 2025

Investasi properti di Bali semakin diminati banyak orang. Anda bisa mengharapkan keuntungan menjanjikan dari perkembangan-perkembangan besar di pulau ini.

img_title
VIVA.co.id
24 Januari 2025