Awali Kuartal Empat, Bursa Wall Street Melemah

Pialang saham di Bursa Wall Street.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Pada awal kuartal keempat tahun ini, bursa saham Amerika Serikat Wall Street melemah pada penutupan perdagangan Senin atau Selasa dinihari WIB. Ini dipicu oleh sektor keuangan, konsumen dan utilitas menarik S&P 500 ke posisi yang lebih rendah. 

Rupiah Loyo ke Level Rp 15.777 per Dolar AS, Ini Pemicunya

Dilansir dari laman Reuters, Selasa 4 Oktober 2016, indeks saham Dow Jones Industrial Average turun 0,3 persen menjadi 18.253,85 poin,  S&P 500 kehilangan 0,33 persen menjadi 2.161,2. Nasdaq Composite .IXIC tergelincir 0,21 persen menjadi 5.300,87 poin.

Indeks utama bergerak fluktuatif dalam beberapa hari terakhir, hal ini karena investor gugup tentang hasil yang ketat dalam memperebutkan posisi presiden AS menjelang pemilihan 8 November.

Donald Trump Menang Pilpres AS, Gubernur BI Antisipasi Tekanan pada Rupiah

Bank-bank besar memperpanjang penurunan baru-baru ini karena investor khawatir tentang stabilitas Deutsche Bank dan juga Wells Fargo & (WFC.N) terkait penanganan pelanggaran penjualan.

Saham di luar AS yang terdaftar dari Deutsche tergelincir 0,85 persen karena harapan investor memudar terhadap  kesepakatan cepat dengan otoritas AS atas kesalahan penjualan sekuritas berbasis mortgage.

Rupiah Dibuka Menguat ke Level Rp15.104 per Dolar AS

"Akan ada negosiasi yang menurunkan penalti yang tapi pasar  sedikit overhang," kata Tim Ghriskey, Kepala Investasi Solaris Group di Bedford Hills, New York.

Saham Tesla Motors (TSLA.O) melonjak 4,74 persen setelah produsen mobil listrik mengatakan pengiriman kuartal ketiga naik 70 persen menjadi 24.500 mobil.

Sekitar 5,9 miliar saham diperjualbelikan di bursa AS, jauh di bawah 7,1 miliar rata-rata harian selama 20 hari perdagangan terakhir, menurut data Thomson Reuters.

Uang kertas rupiah dan dolar AS.

Dibuka Menguat, Rupiah Berpotensi Melemah Imbas Ketegangan Rusia-Ukraina

Eskalasi perang Rusia vs Ukraina yang makin memanas jadi pemicu rupiah bisa melemah. Apalagi, ada ancaman Rusia yang siap gunakan nuklir.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024