Ketika Wapres JK Ditanyai Wartawan Cilik Soal Listrik
- VIVA.co.id/Fikri Halim
VIVA.co.id – Setelah membuka konferensi Hari Listrik Nasional (HLN) ke-71, Wakil Presiden Jusuf Kalla menggelar doorstop, alias tanya jawab dengan beberapa awak media. Hal yang unik, ada sejumlah wartawan cilik yang bertanya langsung kepada Wapres mengenai kelistrikan nasional.
"Apa saran bapak kepada masyarakat, agar bisa menghemat listrik?" tanya salah satu wartawan cilik kepada orang nomor dua di Indonesia itu.
JK pun menjawab dengan tertawa kecil, yang diikuti raut senyum dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno, dan Direktur Utama PT PLN (persero), Sofyan Basir.
"Kalau kau keluar kamar pada saat malam hari, langsung saja matikan listrik. kalau kau mau keluar rumah melihat tv menyala matikan tv-nya, dan seperti itu, jangan pakai listrik kalau tidak perlu, jangan main gadget terus," kata JK kepada wartawan cilik di Jakarta Convention Center (JCC), Rabu 28 September 2016.
Wartawan cilik pun bertanya kembali, bagaimana harapan Wakil Presiden untuk kelistrikan masa depan. "Apa harapan bapak untuk kelistrikan masa depan?" kata Wartawan cilik
"Saya tanya kamu dulu, karena listrik masa depan kamu yang punya," kata JK menimpali pertanyaan.
"Bisa lebih bagus dari yang sekarang," jawab Wartawan Cilik yang menggunakan seragam Warcil majalah Cordova tersebut
JK pun balik bertanya, apakah saat ini listrik Indonesia belum bagus, dengan raut muka sedikit tersenyum. Dan, jika belum bagus bagaimana yang selayaknya diharapkan. "Jadi, sekarang kurang bagus? Bagaimana bagusnya yang kau suka?" kata JK.
"Enggak pernah mati lampu dan terus di daerah terpencil juga dapat listrik," jawab salah satu wartawan cilik.
Jk pun mengaku akan menyanggupi harapan dari wartawan cilik tersebut. Dan, bagaimana tujuan akhirnya tidak ada lagi kekurangan listrik di wilayah nasional.
"Nah ini bagus, bagus, enggak boleh mati lampu dan gak kekurangan listrik, itu harapanmu," kata Wapres JK. (asp)
JK Sebut Penundaan Pemilu Langgar Konstitusi
JK mengingatkan untuk berhati-hati terhadap wacana penundaan Pemilu 2024. Konstitusi sudah mengamanatkan Pemilu digelar lima tahun sekali.
