Kenaikan Harga Solar Antisipasi Minyak Dunia
VIVA.co.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diperkirakan akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis solar pada 1 Oktober ini sekitar Rp300-Rp500 per liter. Kenaikan harga solar ini diduga sebagai antisipasi potensi kenaikan harga minyak mentah dunia di kemudian hari.
Pengamat Energi, Komaidi Notonegoro, menilai wacana kenaikan harga BBM merupakan cara pemerintah untuk menyesuaikan harga sedikit demi sedikit terhadap potensi lonjakan harga solar di kemudian hari. Dengan demikian masyarakat tidak kaget saat harga minyak dunia meroket.
"Kenaikan harga solar tersebut juga untuk memperbaiki postur anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Meski kalau dari sisi keuangan tidak banyak (keuntungan) yang bisa diperoleh," ujar direktur eksekutif ReforMiner Institute itu kepada VIVA.co.id pada Rabu, 27 September 2016.
Komaidi memperkirakan beberapa tahun ke depan harga solar di Indonesia bisa mencapai sekitar Rp10 ribu hingga Rp12 ribu per liter. Sedangkan harga solar dunia bisa mencapai sekitar Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per liter.
Sebagai informasi, pemerintah telah menetapkan penyesuaian harga BBM setiap tiga bulan. Harga solar subsidi saat ini sebesar Rp5.150 per liter dan harga premium ditetapkan Rp6.450 per liter. Harga BBM tersebut tidak mengalami perubahan selama enam bulan sejak 1 Juli 2016.
Dia berpandangan bila harga solar dibiarkan stabil murah untuk sementara ini, namun tiba-tiba dinaikkan di kemudian hari dengan kenaikan harga tinggi dampaknya akan jauh memberatkan masyarakat. Menurutnya, kenaikan harga solar sebesar Rp300-500 per liter masih relatif rendah.
"Harga minyak sekarang sedang rendah, kalau pun disesuaikan harganya masih tetap tidak terlalu tinggi. Secara psikologis masih relatif bisa diterima oleh masyarakat," ucapnya.