Hillary Pertanyakan Utang Trump Senilai US$650 juta
- REUTERS/Charles Mostoller/Jonathan Ernst
VIVA.co.id – Calon Presiden Amerika Serikat dari partai Demokrat Hillary Clinton dalam debat capres perdana mempertanyakan utang-utang lawannya dari partai Republik Donald Trump yang nilainya mencapai US$650 juta setara Rp8,41 triliun (kurs Rp12,945 per dolar AS). Hillary pertanyakan dari mana utang-utang tersebut berasal, apakah dari Wall Street atau bank asing.
Dilansir dari laman Business Insider, pada Selasa 27 September 2016, menyebutkan sebuah penyelidikan yang dilakukan New York Times menemukan perusahaan real estate milik Donald Trump memiliki utang senilai US$650 juta atau dua kali jumlahnya dari apa yang disampaikan kepada publik dalam kampanye.
Selain itu, dalam laporan The Times tersebut juga menyebutkan transaksi dana-dana yang dilakukan Trump bergantung pada berbagai sumber. Salah satunya adalah negara yang selama ini berulang kali diserang Trump dalam kampanyenya yaitu China.
Adapun utang tersebut adalah pada sebuah gedung perkantoran di Manhattan yang dimiliki Trump, di mana ia berutang US$950 juta untuk membangun gedung itu. Dana tersebut sebagian besar berasal dari Bank of China dan menjadi salah satu utang terbesar di AS.
Sementara itu, total kekayaan Trump tercatat berasal dari tiga kemitraan yang memiliki utang mencapai US$2 miliar. Dari utang tersebut diperkirakan Trump mungkin tidak bertanggung jawab secara pribadi jika pinjaman mengalami default atau gagal bayar.
Tercatat pula, dalam laporan, pada 2015 Trump berutang sebesar US$160 juta dari Ladder Capital, sebuah perusahan kecil di New York, yang jumlah uangnya diungkapkan hanya sebesar US$50 juta. Dan ditemukan kepemilikan sebuah bangunan yang tidak tahu dari mana uang tersebut berasal, yang ternyata utang Bank of China.
Sedangkan, Kepala Keuangan The Trump Organization Allen Weisselberg, mengatakan baik Trump atau perusahaan bertanggung jawab atas utang-utang tersebut.