Google Kendalikan Balon Internet dengan Kecerdasan Buatan
- ww.google.com
VIVA.co.id – Google telah menerbangkan project loon atau balon internet di Peru di bawah naungan X. Selama 98 hari menembus statosfer di atas permukaan Peru, balon internet tersebut akan dikendalikan oleh teknologi artificial intelligence atau kecerdasan buatan.
Seperti diketahui, project loon menjadi solusi yang disediakan Google untuk menjangkau wilayah yang belum tersentuh akses internet. Dengan balon internet itu, Google dapat menjawab persoalan tersebut di berbagai negara.
Ketika di angkasa tentunya balon Google itu harus dalam keadaan stabil, karena permasalahan timbul bila balon diterbangkan, yakni mudah terbawa arah angin. Untuk mengandalkan tenaga manusia mengawasi balon tersebut selama tiga bulan itu, tentu akan memerlukan ketelitian dan usaha yang cukup keras.
Maka dari itu, dilansir dari Wired, Senin 26 September 2016, untuk menavigasi balon berada di posisi yang tepat, Google akhirnya memilih jalan mengandalkan kecerdasan buatan.
"Kami memiliki mesin untuk belajar menempatkan dengan baik," ujar Sal Candido, insinyur Goole yang mengawasi kinerja project loon.
Candido mengungkapkan, saat memulai project loon, Google berpikir mencari cara efektif dalam menjangkau wilayah yang selama ini sulit untuk diakses infrastruktur, agar bisa dirasakan pengguna dalam berkomunikasi.
"Daripada (bangun fiber optik) di lautan. Kita bisa luangkan banyak waktu kepada pengguna (melalui project loon)," jelasnya.
Tak hanya Peru, Indonesia juga telah menyatakan minat untuk mencoba teknologi project loon di berbagai wilayah yang selama ini sulit untuk menerima akses telekomunikasi. Tiga operator seluler, yaitu Indosat Ooredoo, Telkomsel dan XL Axiata, telah bekerja sama dengan Google sejak tahun lalu guna menguji balon internet itu pada tahun ini. Namun, sampai saat ini belum ada kabar kelanjutan dari implementasi uji coba project loon di Tanah Air.