Penyebab Orang Miskin Bisa Semakin Miskin
VIVA.co.id – Seperti yang sering dipertunjukan dalam sebuah adegan film atau sinteron, bahwa orang yang hidup miskin selalu identik dengan penderitaan. Istilah 'sudah jatuh, tertimpa tangga pula' kerap kali dialami oleh seseorang yang hidupnya miskin.
Jangankan untuk membeli baju baru dan sepatu baru, untuk makan sehari-hari saja,mereka harus memikirkannya dan harus bekerja lebih keras. Setelah mendapat sedikit uang pun, mereka hanya bisa makan seadanya saja, sungguh memprihatinkan.
Dalam hal lainya, ada juga seseorang yang bisa jatuh miskin karena tidak bisa mengelola keuangannya dengan baik. Kekayaan yang dimilikinya bisa saja jatuh ke tangan orang lain yang kurang bertanggung jawab, jika tidak bisa mengelolanya dengan maksimal.
Akhirnya seseorang tersebut bisa menjadi stres, bahkan jatuh sakit. Uang memang tidak bisa membeli kebahagiaan. Namun, saat tidak memiliki uang, rasanya hidup bahagia juga sulit.
Mengapa orang miskin seperti kondisi di atas, identik dengan penderitaan setelahnya, berikut alasannya:
1. Miskin lebih mudah depresi
Laporan dari Gallup sebuah perusahaan berbasis penelitian dan konsultasi di Amerika pada tahun 2012 menemukan fakta bahwa kemiskinan bisa membuat seseorang lebih rentan terkena depresi dan gangguan kesehatan lainnya. Hasil penelitian menemukan sebanyak 30,9 persen didiagnosa terkena depresi dibandingkan dengan 15,8 persen yang tidak miskin.
2. Menghambat tumbuh kembang anak
Penelitian lainya yaitu yang ditemukan oleh PBS, sebuah organisasi non profit di bidang penyiaran di Amerika, juga melaporkan bahwa kemiskinan ini bisa menghambat tumbuh kembang anak-anak. Saat mereka tumbuh besar di dalam kemiskinan, perkembangan aspek kognitifnya bisa terganggu.
Bahayanya lagi, dalam otak anak-anak tersebut terdapat 'racun stress' yang bisa menghambat kemampuan berpikir mereka. daya tanggap mereka akan lebih lambat.
3. Sulit mendapatkan pendidikan layak
Pendidikan masih menjadi aspek yang penting bagi sebagian besar orang, karena pendidikan dinilai bisa lebih mensejahterakan kehidupan di masa depan. Sejak dulu hingga sekarang, ada banyak program beasiswa hingga tingkat pendidikan profesor yang tersedia untuk mereka yang memiliki otak encer alias pintar, namun hidup dalam kemiskinan.
Sebaliknya, ada juga orang yang kurang mampu untuk menempuh pendidikan, namun mereka pasrah saja dengan nasib hidup dalam kemiskinan. Setidaknya meraih pendidikan hingga gelar sarjana, dapat membuat hidup mereka lebih layak dan pendapatan mereka juga lebih baik nantinya.
4. Kondisi psikologi menjadi buruk
Ini berkaitan dengan kondisi dimana orang yang sedang menempuh pendidikan, melakukan pinjaman uang untuk membayar biaya pendidikannya. Dengan begitu dia tentu harus mengembalikan uang tersebut dengan cara dicicil. Hal tersebut rupanya membuat mereka ini mengalami kondisi psikologi yang buruk karena sudah terlilit utang.
5. Tidak bisa beramal
Jika saja kita memiliki uang berlebih, maka setelah memenuhi kebutuhan, akan lebih baik jika bisa beramal untuk kebahagiaan orang lain. Berbagai penelitian juga pernah dilakukan, bahwa sekelompok orang yang beramal dalam hidupnya, terbukti menjalani hidup lebih bahagia dibanding mereka yang hanya menghabiskan uangnya untuk diri sendiri.
Hindari stres dan mulai mencari peluang
Hidup dalam kemiskinan adalah sebuah nasib yang masih bisa dirubah jika kita memang mengusahakannya dengan kerja keras. Cobalah untuk tidak terlalu stress dengan hanya memikirkan kemiskinan yang sedang dialami, namun mulai cari peluang untuk usaha atau bekerja yang sesuai kemampuan dan juga semangat kita.
Tidak menutup kemungkinan nantinya hidup kita bisa lebih baik. Tuhan akan memberikan rezekinya untuk orang yang mau bekerja keras.