Tan Kiong An Raih Medali Emas PON di Usia 67 Tahun
- VIVA.co.id/Riki Ilham Rafles
VIVA.co.id – Pebiliar Jawa Tengah, Tan Kiong An, sukses merebut medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 Jawa Barat. Turun di nomor cadre, pria berusia 67 tahun tersebut mengalahkan wakil DKI Jakarta, Rudi Hasan dengan skor 148-129.
Raihan medali emas di PON 2016 ini seolah menjadi pelengkap bagi Tan. Sebab, dia butuh waktu sekitar 20 tahun untuk bisa menjadi juara di ajang olahraga multi even empat tahunan ini.
"Kejurnas (medali) emas terus, SEA Games juga, tetapi PON baru kali ini," ungkap Tan saat ditemui VIVA.co.id di Graha Manggala Siliwangi, Bandung pada Sabtu 24 September 2016.
Yang amat membahagiakan bagi Tan, medali emas ini akan menjadi kado berharga jelang ulang tahunnya yang jatuh pada 25 September 2016. Terlebih lagi, dia meraih kemenangan di tanah kelahirannya, Jawa Barat.
Kematangan Tan menjadi kunci ketika dia berhadapan dengan Rudi yang jauh lebih muda. Sempat kalah di awal-awal pertandingan, akhirnya dia bisa berbalik unggul. "Mungkin karena pengalaman ya," ujar pria kelahiran Garut tersebut.
Dalam pertandingan, tak jarang pula peraih medali emas SEA Games 1997 itu mempertontonkan kelihaiannya menggunakan tangan kanan dan kirinya untuk memukul bola. Para penonton yang hadir pun dibuatnya terkesima.
Berkat Senjata Baru Buatan Solo
Keberhasilannya di PON 2016 ini menurut Tan tak lepas dari senjata barunya, yakni stik. Dia mengaku di beberapa edisi PON sebelumnya selalu bermasalah dengan stik.
Akan tetapi, kini semuanya telah berubah. Seorang pengusaha asal Solo yang juga menjadi produsen stik membuatkan senjata yang nyaman bagi dia.
"Soalnya senjata kita, stik, setiap PON tidak pernah mau bersahabat. Baru kali ini saja, dapat dari yang punya Toko Mas di Solo, dia kebetulan bikin stik dan cocok dengan saya," ujarnya.
Di PON 2016 kali ini, pebiliar yang turun di nomor libre dan cadre rata-rata berusia tua. Terkait hal tersebut, Tan berharap ke depan ada pebiliar muda yang mau serius bergelut di dua nomor itu.
Apalagi, Indonesia cukup diperhitungkan kekuatannya di libre dan cadre untuk kawasan Asia. Menurutnya, hanya Jepang dan Vietnam yang bisa dianggap sebagai pesaing di level SEA Games atau Asian Games.
"Indonesia sebenarnya kuat juga di cadre 1 atau 2 ban, pesaingnya cuma Jepang dan Vietnam. Tapi gimana, kita jarang (tanding) sparring, jadi sayang juga," katanya.