Ganti Nama Gedung, Bappenas Abadikan Nama Widjojo Nitisastro
- VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya
VIVA.co.id – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, meresmikan pergantian nama Gedung Utama Bappenas, di Jalan Taman Suropati No. 2 Jakarta Pusat, menjadi Gedung Widjojo Nitisastro.
Dalam pidatonya, Bambang mengatakan bahwa penggantian nama gedung utama Bappenas ini dimaksudkan untuk mengenang jasa-jasa Prof. Widjojo Nitisastro selama dirinya mengabdi di lembaga perencanaan pembangunan tersebut.
"Kita semua paham bahwa Bappenas sangat erat dengan figur Widjojo Nitisastro. Beliau memang bukan ketua Bappenas pertama, namun pada periodenya Bappenas tidak hanya menjadi institusi yang memberikan guidance, tapi juga memberikan fondasi pembangunan Indonesia," kata Bambang di kantor Bappenas, Jakarta, Jumat 23 September 2016.
Bambang mengatakan, buah pemikiran Prof. Widjojo sampai saat ini masih relevan, salah satunya adalah soal Trilogi Pembangunan.
"Jaman orde baru kita mengenal ada namanya Trilogi Pembangunan, yang saya rasa masih relevan sampai saat ini. Mungkin dengan metode atau cara yang berbeda, tapi dengan tujuan yang sama, yakni memajukan perekonomian Indonesia," ujarnya.
Bambang berharap, penyematan nama Widjojo Nitisastro pada gedung utama Bappenas ini, dapat menjadi penanda agar Bappenas bisa kembali meningkatkan kinerjanya dalam pemerintahan.
Selain itu, lanjut Bambang, hal ini diharapkan bisa memberikan rasa bangga kepada keluarga besar Prof. Widjojo Nitisastro, dan membuat Bappenas bisa kembali melahirkan sosok-sosok panutan sepertinya di kemudian hari.
"Mudah-mudahan dengan pemberian nama baru bagi gedung utama Bappenas ini, bisa menjadi penanda bahwa perbaikan kinerja Bappenas harus kembali ditingkatkan," kata Bambang.
"Dan juga, semoga bisa memberikan kebanggaan kepada keluarga besar Pak Widjojo Nitisastro, dan semoga Bappenas bisa melahirkan Widjojo-Widjojo Nitisastro selanjutnya," ujarnya.
Saat Kepala Bappenas Bandingkan Infrastruktur Jakarta dan Buenos Aires
Infrastruktur di Indonesia lebih berkembang dibanding Argentina.
