Athirah, Ketegaran Ibu Jusuf Kalla Bangkit dari Patah Hati
- Miles Film
VIVA.co.id – Film tentang para pemimpin bangsa bukan hal yang baru di layar lebar Indonesia. Kesukesan Habibie & Ainun (2012) membuat film bertema kehidupan presiden mulai muncul dan diharap mampu jadi magnet penonton Indonesia.
Sebut saja ada Jokowi (2013), Soekarno: Indonesia Merdeka (2013), dan Rudy Habibie (2016). Di pengujung tahun 2016 ini, film hampir serupa juga hadir di bioskop. Bedanya, kali ini bukan mengangkat soal kisah sang pemimpin, melainkan sosok sang ibunda.
Miles Films menghadirkan Athirah, perempuan yang melahirkan Jusuf Kalla, Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan 12. Meski mengangkat sosok ibunda pemimpin besar negeri ini, pembuat film menolak jika film yang diangkat dari novel ini merupakan film biografi.
Cut Mini didapuk sebagai pemeran utama, Athirah. Sementara Christoffer Nelwan berperan sebagai Kalla muda atau yang akrab disapa Ucu dalam keluarga.
Awalnya, mereka adalah keluarga yang harmonis, rukun, dan berkecukupan. Athirah dan Puang Ajji (yang diperankan oleh Arman Dewarti) merupakan pasangan bahagia. Keluarga mereka juga disegani, karena dikenal sebagai salah satu pedagang sukses.
Namun hal itu berubah sampai sang suami akhirnya nikah lagi. Perilaku manis kepada sang istri lambat laun berkurang dan berbeda. Akhirnya, Athirah benar-benar tahu jika sang suami mendua hati.
Tak ada adu pendapat, pertengkaran heboh atau 'piring terbang' saat Athirah tahu ia harus berbagi suami. Sang sutradara Riri Riza dan akting Cut Mini berhasil menampilkan dengan apik emosi Athirah melalui bahasa-bahasa visual. Terlihat jelas bagaimana ia menegaskan ketegaran, ketegasan, tapi sekaligus sosok wanita yang tercabik hatinya ketika harus mengusir suaminya.
Athirah tak lantas mengurung diri, menyesali nasib, dan mengeluarkan sumpah serapah atas apa yang terjadi. Ia justru bangkit, dibantu ibunya (yang diperankan Jajang C Noer), Athirah berjuang untuk keluarga.
Ia memanfaatkan peluang saat hidup seolah tak memihaknya. Dibantu Ucu yang selalu menemani, Athirah mampu bangkit dan tegar menerima kenyataan.
Dalam film ini, adegan di meja makan juga dilakukan berulang. Sebuah simbol keharmonisan sekaligus keretakan keluarga Athirah tertuang dan disajikan dalam meja tersebut. Properti dan set dibuat semekian rupa agar menyamai lokasi saat dahulu kala.
Dalam film ini, baik Athirah maupun Ucu tak banyak melakukan dialog. Bahkan Wakil Presiden pun sempat bertanya mengapa karakternya dibuat lebih pendiam.
"Beliau habis nonton nanya, 'kenapa saya enggak banyak bicara? Saya kan cerewet orangnya.' Tapi beliau paham. Persoalan keluarga yang ingin diketengahkan, supaya penonton dapat sesuatu dari itu," kata sang produser Mira Lesmana saat jumpa media di XXI Epicentrum, Jakarta, Kamis, 22 September 2016 malam.
Karena itulah, penonton harus jeli karena para karakter lebih banyak menampilkan emosinya secara visual. Jika Anda termasuk penikmat film yang tak mudah bosan, Athirah akan jadi suguhan yang pas. Film yang mengajarkan bangkit dari patah hati ini akan tayang 29 September 2016.