Uji Takaran Hingga Fasilitas SPBU, Pertamina Gandeng YLKI
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVA.co.id – Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) bersama PT Pertamina akan melakukan uji petik atau tera terhadap 50 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina atau 10 persen dari total SPBU di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Hal ini dilakukan untuk meyakinkan publik terhadap performa dan keakuratan SPBU Pertamina.
Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi mengatakan, uji petik tersebut tidak hanya keakuratan takaran tapi juga mengevaluasi seluruh pelayanan SPBU, termasuk toilet dan musala.
"Uji petik ini bertujuan agar publik terlibat dalam pengawasan SPBU yang notabennya adalah public services," ujar Tulus dikutip dari keterangan resminya, Jumat 23 September 2016.
Menurut Tulus, dari sisi performa secara umum sudah ada perubahan secara signifikan pelayanan SPBU Pertamina saat ini. YLKI menilai sejauh ini performa fisik SPBU sudah ada perubahan dari sisi infrastruktur dan SDM.
"Dari sisi keakuratan takaran juga sudah mengalami perubahan kendati masih harus terus ditingkatkan untuk pelayanannya kepada konsumen," katanya.
Tingkat kepercayaan masyarakat menurut Tulus, terhadap SPBU, saat ini pula masih dominan ke SPBU Pertamina. Hanya sebagian kecil masyarakat yang mampir ke SPBU asing. Selain faktor harga, ada faktor nasionalisme dari masyarakat untuk memilih SPBU yang masih berbendera merah putih.
"Contoh ada sentimen ke beberapa SPBU Malaysia yang saya lihat justru tutup karena tidak ada konsumennya atau berkurang," ungkapnya.
Kepala Divisi Unit Pelaksana Teknis Metrologi Jakarta, Johan Taruma Jaya menambahkan, upaya pengawasan terhadap SPBU terus dilakukan secara ketat. Badan Metrologi bahkan terus berinovasi melakukan berbagai pengujian untuk SPBU.
"Selain ada tim pengawasan khusus, dan Pertamina secara internal juga mewajibkan SPBU melakukan pengujian setiap hari, bahkan ada pengawas eksternal yang bekerja sama dengan konsultan," katanya.
Badan Meterologi juga melakukan monitoring satu hingga dua kali dalam setahun. Bahkan, tim pengawasan akan diturunkan ke SPBU, apabila ada keraguan karena tiap hari sebenarnya diuji oleh staf SPBU.
"Jika terasa lebih atau kurang jauh, ini harus ditera. SPBU bisa mengontak kami dan mengajukan pemeriksaan, misalkan baru tiga bulan dipakai tapi kami ragu, kami periksa langsung," katanya.
Dalam kesempatan berbeda, Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, Pertamina memastikan takaran BBM di SPBU di bawah pengelolaan perusahaan telah akurat karena melalui prosedur pemeriksaan yang ketat baik oleh internal perusahaan, Badan Metrologi, dan pemeriksa independen.
Semua meteran pada dispenser SPBU Pertamina telah ditera oleh Balai Metrologi dan selalu diperiksa akurasinya secara berkala.
Menurut Wianda, di era ketatnya kompetisi dan kesadaran konsumen saat ini, pihaknya tidak akan berspekulasi dengan aturan takaran yang berlaku. Pertamina justru memastikan dengan berbagai SOP agar terpenuhi berbagai standar takaran maupun volume dan kualitas BBM dengan baik agar dapat memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
"Pertamina terbuka terhadap masukan konsumen dan semua pihak terkait dengan kualitas layanan dan kuantitas ukuran," katanya.