Amnesti Pajak Bikin Rupiah Bergerak Menguat
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Perdagangan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih dibayangi sentimen global. Pasar mulai pesimistis terhadap The Fed yang berpotensi tidak akan menaikkan suku bunganya.
Hal itu berdampak positif terhadap perdagangan rupiah kemarin. Rupiah menguat tujuh poin atau 0,05 persen ke Rp13.145.
Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, penguatan rupiah kemarin merupakan imbas dari munculnya rasa pesimisme pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga AS, sehingga menjadi faktor penguatan rupiah. Sedangkan dari domestik, peningkatan yang terus terjadi terhadap penyerapan dana amnesti pajak juga turut berkontribusi terhadap penguatan rupiah.
"Rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp13.165 hingga Rp13.125 per dolar AS," ujarnya di Jakarta, Rabu, 21 September 2016.
Menurut Reza, jelang pertemuan The Fed, terlihat laju mata uang dunia cenderung bergerak variatif dengan kisaran tipis terhadap dolar AS. Keadaan tersebut menggambarkan keadaan pelaku pasar yang cenderung wait and see hingga keputusan tersebut keluar.
"Pelaku pasar sendiri memperkirakan, The Fed belum akan menaikkan suku bunga AS di bulan ini seiring masih belum kuatnya data-data ekonomi AS. Termasuk rupiah yang berfluktuasi di kisaran sempit menjelang pertemuan rapat," tuturnya.
Sementara dari dalam negeri, kata Reza, investor juga sedang menanti arah kebijakan Bank Indonesia. BI akan mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 21-22 September 2016.
"Sebelumnya kami sampaikan rupiah terlihat bergerak menguat, cenderung terbatas, imbas dirilisnya hasil Inflasi AS," ujarnya.