Kinerja Ekspor Stagnan, BI Peringatkan Kemampuan Bayar Utang

ilustrasi utang.
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id – Bank Indonesia (BI) menyampaikan, debt to service ratio atau rasio kemampuan bayar utang dari penerimaan ekspor dalam negeri sudah dalam tahap waspada. Sebab, kinerja rasio ekspor Indonesia masih relatif stagnan lantaran harga komoditas yang belum pulih

Utang Luar Negeri RI Naik Jadi US$407,3 Miliar, BI: Masih Terkendali

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo menyarankan, Indonesia sebaiknya lebih berhati-hati lantaran akan memengaruhi porsi pinjaman Indonesia dari utang luar negeri.

"Kita melihat bahwa rasio ekspor yang relatif belum tumbuh karena harga komoditas yang belum membaik itu membuat rasio service kita perlu diwaspadai. Tentunya ini akan berpengaruh ke porsi pinjaman utang luar negeri," ujar Agus di kantornya, Senin, 19 September 2016.

Bukan Hasil Ngutang, Erick Thohir Tegaskan Kini PMN Berasal dari Dividen BUMN ke Negara

Meskipun demikian, lanjut Agus, berutang tidak menjadi masalah asal digunakan untuk kegiatan yang produktif di dalam negeri. Selama ini pun, pemerintah Indonesia juga menjaga stabilitas utang luar negeri.

"Dan selama ini yang kita jaga adalah penggunaan untuk yang produktif dan didukung oleh hedging (lindung nilai), sehingga tidak membuat risiko nilai tukar rupiah," tuturnya.

Utang Luar Negeri RI Februari 2024 Naik Jadi US$407,3 MIliar, Ini Penyebabnya

Agus mengaku, memang porsi utang swasta sudah lebih besar dari pemerintah. Namun mayoritas dari utangnya adalah jangka panjang dan yang lebih besar adalah non-bank.

"Kita melihat bahwa secara umum yang non-bank semua terkendali. Namun untuk yang swasta dengan BI mengeluarkan peraturan untuk kehati-hatian," ujarnya.

Ilustrasi cadangan devisa, utang luar negeri, modal asing, dan devisa hasil ekspor.

Utang Luar Negeri RI Naik Jadi US$425,1 Miliar, BI: Masih Terkendali

Bank Indonesia (BI) mencatat, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Agustus 2024 sebesar US$425,1 miliar.

img_title
VIVA.co.id
14 Oktober 2024