Bayer Caplok Monsanto Senilai US$66 Miliar
- Reuters/Marco Bello
VIVA.co.id – Bayer perusahaan pembuat obat dan bahan kimia asal Jerman pada Rabu 14 September 2016 telah mengakuisisi perusahaan benih Amerika Serikat, Monsanto, dengan nilai mencapai US$66 Miliar. Kesepakatan tersebut tercatat sebagai kesepakatan tunai terbesar.
Dilansir dari laman Reuters, Kamis 15 September 2016, Bayer membeli perusahaan tersebut dengan harga US$128 per lembar saham atau naik dari tawaran sebelumnya sebesar US$127,5 per saham. Akuisisi ini menandakan kesepakatan konsolidasi sektor agribisnis.
Sebelumnya, sektor ini cukup terguncang dalam beberapa tahun terakhir, di mana pola pergeseran cuaca dan persaingan produk ekspor gandum yang ketat membuat jera serta pasrah terhadap seluruh ekonomi pertanian dunia.Â
"Pesaing dari Bayer sudah melakukan merger, sehingga dengan tidak melakukan kesepakatan ini berarti memiliki kerugian kompetitif," kata Manajer Keuangan dari Union Investement, Markus Manns. Selain itu, Bayer juga merupakan salah satu dari 12 investor teratas dunia.Â
Akuisisi yang dilakukan Bayer ke depan belum tentu mudah, sebab masih akan menghadapi proses regulasi yang intens dan panjang di Amerika Serikat, Kanada, Brasil, Uni Eropa dan beberapa tempat lain.
Kepala Eksekutif Monsanto, Hugh Grant, mengatakan ,untuk melakukan merger atau akuisisi, perusahaan perlu mengajukan sekitar 30 yurisdiksi untuk dipenuhi sebagai syarat wajib.
Sementara, dari internal Bayer sendiri cenderung meneliti lebih cermat, di mana beberapa pemegang saham Bayer sangat kritis terhadap upaya akuisisi ini yang sangat berisiko besar terhadap biaya pembayaran dan mengabaikan bisnis farmasi perusahaan.
Apalagi, menurut beberapa pemegang saham Bayer, harga gandum saat ini melayang mendekati level terendah sepanjang tahun ini di tengah melimpahnya pasokan global, dan pendapatan pertanian yang telah jatuh.
Kuasai pasar
Sementara itu, langkah Bayer yang menggabungkan bisnis bahan kimia dengan tanaman telah membuat perusahaan tersebut terbesar kedua di dunia setelah Syngenta AG. Dan dengan memiliki Monsanto maka serangkaian Agrochemicals bisa menjadi pemain utama ke depan.
Selain itu, perusahan Jerman ini yakin dengan akuisisi ini dapat menciptakan satu stop shop untuk menjual bibit, sekaligus menjual bahan kimia tanaman dan jasa perbantuan untuk para petani.
Kesepakatan Bayer dan Monsanto juga akan menjadi yang terbesar dalam melibatkan pembeli asal Jerman, mengalahkan Daimler tie-up dengan Chrysler pada 1998 yang dihargai produsen mobil AS itu lebih dari US$40 miliar.
Bayer mengatakan diharapkan kesepakatan ini dapat meningkatkan penghasilan inti per saham pada tahun pertama setelah selesai proses akuisisi, dan dapat menghasilkan dua digit persentase pada tahun ketiga.