Sertifikasi Ponsel Dipangkas, Hisense Tak Masalah
- VIVA.co.id/Siti Sarifah Alia
VIVA.co.id – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara berencana menyederhanakan pendaftaran sertifikasi ponsel dengan meniadakan uji lab bagi merek global tertentu. Sebagai produsen smartphone yang berasal dari Tiongkok, Hisense, angkat suara mengenai wacana tersebut.
Open Market Sales Director Hisense Indonesia, Stanley Widjaja, menuturkan selama ini mereka terus mengupayakan memenuhi segala persyaratan yang diajukan Pemerintah Indonesia. Bahkan, Stanley, mengatakan, Hisense telah bekerja sama dengan perusahaan manufaktur lokal yang berada di Batam, yakni PT Sat Nusa Persada Tbk.
"Kita memenuhi sertifikasi yang disyaratkan oleh pemerintah, kita comply (menaati). Intinya, kita turuti saja," ujar Stanley ditemui usai acara Smartfren luncurkan paket bundling Hisense Pureshot Plus 2 di Ocha & Bella, Menteng, Jakarta, Rabu, 14 September 2016.
Terkait wacana pemerintah, yang memberi ‘karpet merah’ bagi merek global tertentu, Hisense Indonesia mengungkapkan hal itu tak menjadi masalah. Hisense mengaku hanya fokus pada persyaratan yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada vendor smartphone asing untuk berinvestasi di Tanah Air.
"Buat kita tidak masalah. Dibalik segala sesuatu pasti ada maksud yang dituju. Tapi, sekarang belum tahu (pastinya), karena masih isu. Padahal kan merek global tidak luput cacat produksi yang kemarin sempat heboh," ucap Stanley.
Stanley mengatakan, Hisense fokus berinvestasi di Indonesia lantaran ingin memastikan bisnisnya bisa berjalan di Tanah Air secara jangka panjang.
"Karena kita niatnya untuk jangka panjang. Jadi, tidak menutup kemungkinan kita akan main (investasi) juga di industri elektronik lainnya, seperti AC, kulkas, dan lainnya. Jadi, ya enggak apa-apa, investasi yang sudah ada kita teruskan," kata dia.
Menurutnya, isu soal merek global tertentu mudah masuk ke pasar Indonesia, di saat vendor lainnya kewalahan mengurusi sertifikasi ponsel, tergantung dilihat dari sudut pandang yang mana. Stanley mengatakan, untuk mendatangkan satu barang hingga produk di Indonesia memerlukan persiapan.
"Mulai dari proses bahan baku material produksi yang dimasukkan, itu perlu waktu berapa lama, terus dari Batam ke Jakarta, berapa lama. Kita sudah perhitungkan itu. Memang harapannya pemerintah (Indonesia) untuk mendukung brand yang telah berinvestasi dengan benar sesuai yang digariskan (disyaratkan)" tuturnya.
Dengan demikian, wacana penyederhanaan sertifikasi ponsel dengan meniadakan uji lab untuk merek global tertentu, belum berdampak bagi Hisense Indonesia. Terlebih, sampai saat ini, Pemerintah Indonesia belum berkomunikasi dengan Hisense terkait kebijakan tersebut.
"Kalau mengganggu kinerja kita, enggak juga. Kita punya cara sendiri menghitung proses barang itu sampai siap untuk dipasarkan. Itu sudah kita hitungkan," kata dia.