Lebaran Tahun Depan, Daging Kerbau Bakal Banjiri Pasar RI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution.
Sumber :
  • Chandra G Asmara / VIVA.co.id

VIVA.co.id – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat hingga Ramadan tahun depan, izin impor daging kerbau untuk periode itu sudah dikeluarkan. 

Bursa Asia Kokoh Terkerek Penguatan Wall Street, Investor Pantau Laporan Perdagangan China dan India

Darmin mengungkapkan, total izin ipor daging kerbau dari India, yang telah dikeluarkan pemerintah sebanyak 100 ribu ton. Impor 70 ribu ton akan dilakukan hingga akhir tahun ini, sisanya hingga Juni tahun depan untuk kebutuhan Idul Fitri. 

"Kita menargetkan impor daging hingga 100 ribu ton. Untuk persiapan puasa dan Lebaran (tahun depan)," ujar Darmin di kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa 13 September 2016.

Bursa Asia Loyo Sejalan Penurunan Indeks Saham Utama di Wall Street

Darmin mengungkapkan, hingga akhir 2017 nanti, pemerintah juga berencana untuk melakukan impor 700 ribu sapi bakalan.

Disepakati pula bahwa tempat penggemukan sapi, atau feedloter yang akan mendapatkan jatah impor sapi, nantinya harus memenuhi rasio antara sapi indukan dan bakalan.

Ekspor RI Juli 2024 Naik 6,55% ke US$22,21 Miliar, Ditopang Sektor Non Migas

“Kita sekaligus sudah harus menyiapkan peternakan rakyatnya. Di sini, kita perlu bicara dengan intensif karena lahan untuk breeder juga tidak mudah, “ kata Darmin.

Ditemui di tempat yang sama, Dirut Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti menyebut, saat ini daging kerbau yang dijual dibanderol dengan harga Rp60 ribu per kilogram (Kg) untuk pedagang eceran, dan Rp65 ribu per kg untuk harga konsumen.

"Kami melakukan penjualan langsung untuk menjaga harga tetap stabil, dan sebagian pasar sudah bisa menerima daging kerbau ini," kata Djarot. (asp)

Ekspor-Impor

BI: Surplus Neraca Perdagangan Topang Ketahanan Eksternal Perekonomian

Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$3,26 miliar pada September 2024 dapat menopang ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
16 Oktober 2024