Suhu Dunia Meningkat Sampai 0,16 Derajat Celcius Tiap Bulan

Cuaca super panas di Australia
Sumber :
  • REUTERS/Bobby Yip

VIVA.co.id – Suhu global terus mengalami peningkatan, dengan pemanasan yang lebih tinggi sejak tahun 1880-an. Hal itu diungkap, melalui laporan terbaru Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Di Hadapan Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia terhadap Energi Terbarukan

Laporan yang diterbitkan pada 12 September lalu, NASA mengungkapkan bahwa pada Agustus 2016, mengalami suhu global yang memecahkan rekor bulan sebelumnya. Bahkan, suhu di bulan ke delapan itu terhitung yang terpanas yang pernah dicatat sejak tahun 1880-an.

"Agustus 2016, memiliki temperatur global terpanas ketimbang yang pernah tercatat di bulan Juli lalu," ujar studi tersebut dikutip dari Tech Times, Selasa 13 September 2016.

Jakarta Semakin Panas, Apakah Perlu Ganti Kaca Film Mobil

Membaca dari pengukuran suhu dengan termometer dan sumber lainnya, menunjukkan bahwa Agustus mencapai 1,8 derajat Fahrenheit (0,98 derajat Celcius), yang artinya lebih panas dari rata-rata temperatur Agustus tahun 1951 sampai 1980.

Disebutkan, tercatat 0,29 derajat Fahrenheit (0,16 derajat Celcius) yang paling panas dari Agustus 2014. Itu merupakan bulan Agustus yang paling panas kedua untuk saat ini.

Taiwan Ajak Dunia Lawan Perubahan Iklim

NASA menuturkan, Agustus 2016, menjadi tanda bahwa 11 bulan berturut-turut, rata-rata temperatur suhu bulan terus mengalami rekor. Apabila tren tersebut terus berlanjut, tidak menutup kemungkinan akan mematahkan rekor suhu 16 bulan berturut-turut peningkatan yang dianalisa National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA). 

Sedangkan pengukuran suhu global di Agustus 2016 yang dilakukan NOAA, baru akan dirilis pada pekan ini.

Patahkan rekor 2015

Apapun cara mengukurnya, bagaimana pun, dengan menempatkan pemanasan yang beruntun terjadi pada tahun ini, itu memungkinkan akan mematahkan rekor tren suhu global terpanas di 2015. Setidaknya, itu yang diungkapkan oleh para ilmuwan mengenai tren suhu terpanas yang terjadi di Bumi.

Terlebih, peningkatan suhu tersebut akan berdampak cukup signifikan kepada Bumi, seperti memengaruhi cairnya kutub es dan memanasnya suhu permukaan laut. Akibat dari meningkatnya suhu tersebut, yang tak lain bagian dari perubahan iklim, mendorong peristiwa El Nino selama dua tahun terakhir.

Direktur Goddard Institute for Space Studies (GISS) dari NASA, Gavin Schmidt mengatakan, peningkatan temperatur bulanan akan memberikan pengetahuan soal perubahan iklim yang terjadi di Bumi.

"Tren jangka panjang itulah yang paling penting untuk memahami perubahan (iklim) yang sedang berlangsung, yang tentunya memengaruhi planet kita (Bumi)," ujar Schmidt. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya