Petinggi Gojek Ungkap Kunci Sukses Bisnis Startup
- Pixabay
VIVA.co.id – Seedstars World Jakarta bersama perusahaan teknologi startup, KIBAR, menggelar acara kompetisi antarenterpreneur startup, yang akan mewakili Indonesia beraksi di ajang Seedstars World di Swiss. Salah satu juri, yakni Vice President Gojek, Alamanda Shantika, mengatakan, gelaran acara ini dimaksudkan untuk mengubah pola pikir para enterpreneur startup, agar bisa semakin kompetitif di dunia bisnis era digital saat ini.
Alamanda mengatakan, pola pikir bisnis startup yang ada saat ini selalu bergantung pada seberapa besarnya kekuatan modal. Persepsi itu menurutnya harus diubah, karena begitu banyak cara yang bisa dilakukan agar bisnis startup berkembang dan menghasilkan profit.
“Enggak melulu harus butuh dana yang besar. Karena buat saya justru kita mau membangun kolaborasi, bagaimana supaya startup-startup yang baru ini bisa bermitra sama media, dan lain sebagainya," ujar Alamanda di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu, 10 September 2016.
Dia bahkan mengatakan jika dalam waktu enam bulan saja, sebuah startup sudah bisa mendapatkan profit, asal model bisnis dan mekanisme monetize-nya jelas.
"Jadi maksudnya enggak melulu harus jadi unicorn kayak Gojek untuk membangun startup. Yang penting harus pikirin model bisnisnya bagaimana, profitnya dapat dari mana, monetize-nya bagaimana," ujarnya.
Alamanda mengatakan, ada fondasi-fondasi yang lebih mendalam daripada sekadar mendulang profit dari bisnis startup. Salah satunya adalah bagaimana membuat startup yang berkaitan langsung dengan kemaslahatan masyarakat.
"Maksudnya bikin startup, apa memang cuma mau dapat untung yang banyak dan value share-nya tinggi, atau memang untuk kemaslahatan banyak orang. Itu yang kita tanamkan lebih jauh lagi. Kayak Gojek aja ada dampak sosial-nya," ujar Alamanda lebih lanjut.
Oleh karenanya, lanjut Alamanda, hal-hal yang harus dipacu di dalam diri para pelaku bisnis startup dari gelaran Seedstars Jakarta ini, adalah bagaimana cara mengubah pola pikir para pelaku bisnisnya, dan membuat terobosan ide dari berbagai disiplin ilmu agar startup yang dibangun benar-benar bisa bermanfaat untuk masyarakat.
"Bagaimana anak-anak ini bisa dapat pengetahuan lebih, dan bagaimana kita membajak pola pikir mereka, makanya kita butuh kolaborasi. Jadi yang punya tag company itu bukan cuma mereka yang paham teknologi aja, tapi orang yang ngerti perkebunan, peternakan, dia bisa punya pola pikir itu untuk bangun tag company. Bring the technology experience gitu lah," ucapnya.