XL: Huawei Hanya Managed Service, Kami yang Bangun Jaringan
- ANTARA FOTO/Vitalis Yogi Trisna
VIVA.co.id – Tudingan pengamat, yang dialamatkan ke XL Axiata, terkait dengan pembangunan jaringan yang dilakukan 100 persen oleh Huawei dibantah oleh perusahaan telekomunikasi tersebut. XL membantah jika mereka hanya menyewa jaringan dari Huawei tanpa membangun sama sekali.
Dikatakan pihak XL, pembangunan jaringan telah dilakukan sejak awal XL berdiri. Namun dalam beberapa tahun belakangan, operasionalnya memang diserahkan kepada Huawei dalam bentuk managed service yang semata ditujukan untuk efisiensi.
"Pengamat itu melakukan fitnah bahwa kita menyewa. Itu tidak benar. Huawei bukan partner jaringan melainkan hanya partner untuk managed service. Managed service adalah operasionalnya, dikerjakan oleh Huawei. Tapi itu kan bukan jaringan. Jaringan dibangun oleh operator," kata VP Corporate Communication XL Axiata, Turina Farouk, saat dihubungi VIVA.co.id, Jumat, 9 September 2016.
Dijelaskan Turina, sebagai operator telekomunikasi, XL telah memenuhi kewajibannya kepada pemerintah dalam membangun jaringan, melayani kebutuhan layanan telekomunikasi masyarakat dan menyediakan akses telekomunikasi di lebih dari 93 persen populasi masyarakat Indonesia, sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bahkan, kata dia, sesuai UU Telekomunikasi no.36 tahun 1999, PP 52 tahun 2000, setiap operator berkewajiban untuk dapat membangun jaringan sendiri.
"Dari penjelasan yang kami sampaikan di atas, sudah sangat jelas bahwa pernyataan itu, yang menyebutkan bahwa, 'XL, semuanya 100 persen yang bangun jaringan adalah Huawei, dan XL tinggal sewa saja. Makanya biaya jaringannya murah banget', merupakan pernyataan yang menyesatkan," ujar Turina, dalam klarifikasinya terkait dengan pemberitaan berjudulInterkoneksi
Terkait dengan isu bahwa biaya interkoneksi hanya menguntungkan pihak asing dan akan semakin malas membangun jaringan, Turina pun menampiknya. Dia mengatakan, bahwa pembangunan jaringan telekomunikasi XL sudah mencakup lebih dari 93 persen populasi di Indonesia, artinya hampir seluruh Indonesia sudah bisa terjangkau oleh jaringan komunikasi XL.
"Engga berhenti. 66.335 BTS itu sudah kemana-mana. 93 persen populasi sudah dicover. hampir seluruh indonesia sudah terjangkau. Kita sebenarnya berharap ITB itu akademisi, kenapa bisa mengeluarkan seperti itu. Harusnya jadi neutral position," kata Turina.
Sebagai informasi, Managed Service yang dilakukan XL dan melibatkan Huawei dilakukan pada awal 2012. Melalui direktur utamanya kala itu, Hasnul Suhaimi, XL yakin langkah yang dilakukannya bisa menghemat beban perusahaan, baik Opex maupun Capex, hingga Rp1,35 triliun dalam jangka tujuh tahun ke depan.
XL memutuskan untuk mengalihkan pengelolaan jaringan 2G/3G miliknya, termasuk Network Operations Center (NOC), Field of Operations (FOP), Network Performance Management (NPM) dan Spare Parts Management Service kepada Huawei. Langkah ini ditempuh agar XL bisa lebih fokus pada bisnis intinya, yaitu penyediaan layanan.