Ciputra Bangun Rumah Citra Maja Raya II
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – PT Putra Asih Laksana gandeng PT Citra Mitra Puspita, garap proyek Citra Maja Raya II, dengan luas lahan mencapai 266 hektare. Proyek ini, merupakan pengembangan dari proyek Citra Maja Raya sebagai Kota Baru Publik Maja yang di dorong pemerintah.
Kerja sama pembangunan proyek Citra Maja Raya II ini, dilakukan pada Jumat siang, 9 September 2016, dengan melakukan penandatanganan kontrak perjanjian kerja sama (PKS). Pembangunan proyek ini, diharapkan dapat memecah kepadatan Jakarta, dan menjadikan Maja sebagai kota mandiri dengan kelengkapan fasilitas sosial dan publik.
Direktur Utama PT Putra Asih Laksana Benny Tjokrosaputro mengatakan, proyek tersebut wujud dukungan kepada pemerintah terhadap pembangunan Kota Baru Publik Maja yang luasnya 10 ribu hektare dan dapat kurangi ketimpangan kebutuhan rumah yang sebesar 11,4 juta unit per Agustus 2016.
Pembangunan Kota Baru Publik Maja diproyeksikan pemerintah pada 2035, dapat menjadi kota mandiri dengan kelangkapan fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasus) yang dihuni oleh satu setengah juta orang. Maja juga diharapkan berfungsi untuk memecah kepadatan Jakarta.
"Kita paling support program pemerintah. (Program Kota Baru Publik) Maja kan didorong pemerintah untuk menunjang penyebaran kepadatan kota, memecah kepadatan dari Jakarta," kata Benny dalam konferensi pers di Ciputra World Jakarta.
Proyek kedua yang berdiri di daerah Maja Provinsi Banten ini akan dibangun sekitar 12 ribu unit rumah untuk beragam segmentasi, rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan komersil (non-MBR). Dalam proyeksinya klaster untuk rumah MBR dan Non-MBR akan dipisahkan.
Meski demikian, dalam proyek ini lebih menekankan untuk kebutuhan rumah tangga dengan strata ekonomi menengah. "Lebih menekankan untuk segmentasi menengah. Kita punya target kalau memungkinkan Maja bisa menampung satu setengah juta orang dikemudian hari, seperti kata pemerintah," ucapnya.
Direktur utama PT Ciputra Mitra Puspita Budiarsa Sastrawinata menambahkan pihaknya tidak mematok jumlah suplai antara rumah MBR atau Non-MBR, karena hal itu akan disesuaikan dengan demand pasar.
"Kalau banyak rumah menengah kita suplai yang dibutuhkan pasar. Kita percaya dapat ikuti pasar, karena luasnya cukup luas untuk penuhi kebutuhan (beragam) segmentasi rumah," ujarnya. (asp)