Rusia Pakai Reaktor Nuklir untuk Lawan Kanker

Ilustrasi kanker.
Sumber :
  • Pixabay/PDPics

VIVA.co.id – Peneliti Tomsk Polytechnic University (TPU) Rusia, membuat terobosan dalam pencegahan kanker dalam tubuh manusia.

Peneliti memanfaatkan cara unik, yaitu menggunakan reaktor nuklir untuk mendiagnosa kanker. Peneliti memanfaatkan reaktor nuklir di universitas tersebut. Reaktor itu sudah diluncurkan pada 1967, dan belum lama ini dimodernisasi sepenuhnya. Reaktor nuklir di TPU, merupakan satu-satunya reaktor riset ilmiah yang aktif dipakai di Rusia.

Penggunaan reaktor nuklir dipakai untuk membantu peneliti menemukan secara tepat sumber metastasis. Sebagai informasi, metastasis merupakan penyebaran kanker dari situs awal ke tempat lain di dalam tubuh (misalnya otak atau hati). Selain itu, terobosan itu juga bisa mencegah operasi bedah yang sebenarnya tak diperlukan pasien.

"Pengobatan ini benar-benar fenomenal, dirancang pertama kali dalam praktis medis. Kami mulai pengembangan pengobatan ini selama beberapa tahun, bekerja sama dengan Tomsk Scientific Research Institute of Oncology," jelas Oleg Dolmatov, Direktur Institute of Physics and Technology, dikutip dari Sputnix, Rabu 7 September 2016.

Peneliti menjelaskan, isotop pada pemanfaatan reaktor nuklir ini membantu mendeteksi kelenjar getah bening. Sebagai informasi kelenjar getah bening akan menyebarkan kanker ke area tubuh.

Nah, dengan mengetahui informasi kelenjar getah bening, maka akan memungkinkan peneliti bisa lebih akurat dalam memberikan resep pengobatan. Dengan demikian, tak perlu operasi tubuh pasien untuk mengetahui letak metastasis.

Peneliti di TPU mendesain radiofarmasi, dengan tujuan mendeteksi kelenjar getah bening sentinel (SNL). Sumber getah bening menjadi penyebab munculnya drainase getah bening dari tumor ke tubuh manusia.

Selama ini, sumber gerah bening itu sudah ditemukan. Sebab, biasanya, ada sejumlah besar sumber getah bening di sekitar tumor, tetapi hanya satu, atau dua saja yang menyebarkan kanker. Nah, melalui terobosan itu, peneliti menyuntikkan obat baru itu melalui urat nadi pasien dan terakumulasi pada SNL. Unsur radioaktif dari elemen pengobatan ini membantu memindai sumber getah benih yang jahat melalui sinar X.

Waspadai Risiko Kanker Tulang dari Kecelakaan, Bisa Picu Peradangan Parah

Pengobatan ini telah dipaparkan pada pertemuan ilmiah, International Forum of Resources Efficiency di Tomsk, Rusia. Terobosan ini akan segera menjalani uji coba pra klinis.

"Produk (pengobatan ini) penting untuk tahap terbaru kanker, saat tumor telah terbentuk dan kanker mulai menyebar ke tubuh," kata Dolmatov. (asp)

Yayasan Love Pink dan Sofia Care Foundation Ajak Masyarakat Lakukan Deteksi Dini Kanker Payudara
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

Menkes Budi Gunadi: Penyakit Kanker Bisa Diobati dengan Melakukan Skrining Lebih Awal

Kanker merupakan penyebab utama kematian di dunia. Diestimasikan terdapat sekitar 20 juta kasus baru dengan 9,7 juta kematian pada tahun 2022.

img_title
VIVA.co.id
4 Oktober 2024