Waspadai Pengolahan Data Balon Internet Google
- ww.google.com
VIVA.co.id – Implementasi uji coba Project Loon atau balon internet Google untuk memperluas jangkauan akses internet secara merata di Indonesia, sampai saat ini masih belum jelas. Padahal, pemerintah dan operator seluler telah menandatangani kerja sama dengan Google di markasnya, Mountain View, Silicon Valley, Amerika Serikat pada tahun lalu. Dalam kerja sama itu, rencananya balon internet Google bakal terbang di langit Indonesia pada 2016.
Sebelum Project Loon benar-benar resmi diuji coba dan mengudara di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) diminta memperhatikan pengolahan data.
Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Ilham Habibie di sela-sela acara Swedish Forum Digital di Hotel Pullman, Thamrin, Jakarta, Selasa, 6 September 2016. Ilham mengatakan, tantangan teknis bukan hal utama dalam implementasi Project Loon, melainkan proses pengolahan datanya yang perlu lebih diperhatikan.
"Kekhawatiran bila Loon itu, bagaimana datanya, bukan teknologi. Karena teknologi bisa kita kuasai dengan mereka (Google) secara bersama-sama. Proses pengolahan datanya, apakah aman dan dibawa ke mana datanya saat Loon terbang," ujar Ilham menanggapi Project Loon.
Selain itu, Ilham mengatakan, perlu disadari balon internet hasil inovasi Google X, yang kali ini berubah nama menjadi X saja, berasal dari Negeri Paman Sam.
"Karena itu (Loon) dari negara lain. Jadi, lebih ke kedaulatannya. Pengolahan data yang masih tanda tanya," ujar Ilham.
Meski demikian, Ilham mendukung pemerintah segera menguji teknologi tersebut di Tanah Air, namun dengan catatan tak melupakan soal pengolahan datanya. "Kita coba dulu, soal teknis dulu. Setelah itu berjalan paralel dengan mengolah datanya bagaimana," ucap Ilham.
Berdasarkan informasi yang ia terima dari Kominfo, ada kesepakatan teknologi balon internet milik Google dicoba terlebih dulu untuk meyakinkan sebelum tahap implementasi.
"Ini ide prototipe, kita harus coba dulu. Saya lihat tantangan teknis terselesaikan dulu, namun yang saat ini yang jadi kekhawatiran soal datanya bagaimana," katanya.