Diterpa Isu Miring, Bisnis Pizza Hut Tak Merugi
- Pizza Hut
VIVA.co.id – Santer kabar dugaan penggunaan bahan makanan yang melewati batas kedaluwarsa di perusahaan restoran jaringan Internasional Pizza Hut, sudah menyebar di jejaring sosial media hingga menjadi tranding topic.
Pihak Pizza Hut pun telah melakukan berbagai cara untuk mengklarifikasi kabar miring tersebut, yang berpotensi menyebabkan kerugian penjualan. Namun, berdasarkan keterangan dari General Manager Pizza Hut Delivery Indonesia, Andrias Chandra, sejauh ini penjualan Pizza Hut tidak ada penurunan.
Andreas mengakui, pihaknya memberikan keterangan jawab terhadap konsumen yang merasa diresahkan oleh pemberitaan di media. Bahkan, semua penjualan sejauh ini masih dapat memenuhi target, meskipun pihaknya belum dapat memberikan angka pasti.
"Sejauh ini masih bagus, saya berterima kasih kepada konsumen yang tetap percaya. Penjualan sejauh ini masih memenuhi target. Jadi, tidak ada masalah," ujar Andreas kepada VIVA.co.id di Jakarta, Selasa 6 September 2016.
Seperti diketahui, masalah tersebut bermula dari hasil investigasi gabungan media antara BBC dan Tempo, berupa keterangan pelapor mantan petinggi Sriboga Food Group yang namanya dirahasiakan melalui dokumen, surat elektronik, atau e-mail, dan foto-foto.
Dokumen yang diperoleh kedua media tersebut, dianggap kuat keasliannya. Pizza Hut diduga telah melakukan perpanjangan masa pakai bahan-bahan yang digunakan untuk Marugame Udon, Pizza Hut Indonesia dan Pizza Hut Delivery.
Dalam berkas berjudul Summary Extension Shelf life 2015-2016, dengan kop surat Sriboga Food Group itu dicantumkan, produk yang diperpanjang masanya selama satu bulan diperuntukkan Pizza Hut dan Pizza Hut Delivery.
Produk tersebut di antaranya, produk berbahan daging: Veggie Chicken Sausage (sosis ayam dan sayuran), dan produk berbahan susu, Carbonara Sauce Mix-adonan saus karbonara. Serta, Puff Pastry – bahan pembuatan kue, Brownies Mix-adonan brownies, bahan marinade Citrus Marinade, dan saus sate, Satay Sauce, dan saus XO-XO Sauce.
Berdasarkan keterangan di stiker, instruksi ini diberikan lewat e-mail oleh bagian pembelian (purchasing). Selama semester kedua 2015, menurut data yang diperoleh tim investigasi, ada delapan paket bubuk bonito yang diperpanjang masa simpannya. Masing-masing diperpanjang tiga bulan dari masa kedaluwarsa. (asp)