Furnitur dan Barang Antik Indonesia Jadi Primadona di Rusia
- VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar
VIVA.co.id – Gelaran Indonesia House di kota Vladivostok, Rusia kembali dibuka oleh Duta Besar RI untuk Federasi Rusia dan Belarus, Wahid Supriyadi. Kali ini acara tidak hanya berfokus pada penjualan produk kopi melainkan ke produk furnitur dan barang-barang antik kebutuhan interior hotel maupun restoran.
Acara yang dilaksanakan pada 2 September 2016 di kota paling timur Rusia ini adalah pameran kedua setelah sebelumnya dibuka pada 2015. Acara Indonesia House diprakarsai pengusaha Rusia, Olga G.Bagryantseva dan Rusia telah mengimpor produk furnitur dan barang antik senilai sekitar US$23 juta dari Indonesia.
Wahid mengungkapkan, sangat mengapresiasi gelaran Indonesia House tahun ini, terlebih di tengah-tengah perhelatan fokus ekonomi terbesar kedua di Rusia "Eastern Economic Forum". Ia juga mengapresiasi minat pengusaha di Vladivostok untuk melakukan investasi dan berbisnis di Indonesia
“Momentumnya sangat tepat. Setelah kunjungan Presiden Jokowi ke Sochi Mei yang lalu, minat pengusaha di kedua negara untuk bisnis sangat tinggi. Festival Indonesia yang baru diselenggarakan 20-21 Agustus lalu juga membuktikan hal itu” ujar Wahid dalam siaran persnya yang diterima VIVA.co.id, Selasa 6 September 2016.
Wahid menuturkan, di tengah melemahnya perdagangan dunia, justru perdagangan Indonesia-Rusia pada kuartal I 2016 meningkat sekitar 17 persen, demikian juga kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman) asal Rusia selama Januari-Juni 2016 meningkat 17,5 persen.
Minat pengusaha Rusia di bidang furnitur dan barang antik terlihat dalam beberapa ornamen salah satu restoran papan asat di Vladivostok yaitu Portcafe. Dari seluruh interior restoran tersebut 80 persen dari prabotan dan ornamen interiornya berasal dari Indonesia.
Sementara itu, untuk minat terhadap produk kopi, Konsul Kehormatan RI untuk Vladivostok, Maria Maksudinova mengatakan pihaknya telah menyiapkan 1,5 ton kopi siap edar. Jenis kopi yang sangat digemari di Rusia berasal dari Toraja, Jawa dan Sumatera.
Dan ke depan, lanjut Maria pihaknya sangat setuju dengan usul Duta Besar yaitu mempromosikan dan mengimpor teh asal Indonesia, mengingat teh produk Indonesia juga sudah cukup terkena di Wilayah Rusia bagian barat.