Lima Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru, Apa Saja?
VIVA.co.id – Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi global yang rendah dan bergejolak mengharuskan negara-negara mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Dari kebijakan fiskal, BI telah melakukan pelonggaran kebijakan seperti menurunkan suku bunga kredit untuk mendorong pertumbuhan kredit sehingga mendukung pertumbuhan ekonomi. BI telah menurunkan suku bunga sebesar satu persen dalam setahun ini, dan yang terbaru BI juga sudah melonggarkan kredit properti.
"Ekonomi dunia tidak terlalu tinggi, harga komoditas rendah. Oleh karena itu perlu mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru, tidak bisa hanya mengandalkan industri komoditas," kata Perry dalam diskusi "Mempercepat Peningkatan Daya Saing Industri Pariwisata Sebagai Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru" di Manado, Jumat, 2 September 2016.
Dia menyebutkan, ada lima sumber pertumbuhan ekonomi baru yang dapat dikembangkan di Sulawesi Utara (Sulut). Pertama, melakukan hilirisasi sumber daya. "Kawasan ekonomi khusus di Sulawesi Utara merupakan bagian dari industristrialisasi," ujarnya.
Kedua, sumber-sumber pertumbuhan yang bisa menghasilkan secara cepat. Sulut dapat mengembangkan industri maritim, agribisnis, dan pariwisata. "Saya mendengar bahwa pariwisata di Sulut ini semakin berkembang dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Ketiga, yang harus kita bangun secara jangka panjang yaitu iklim investasi," katanya menambahkan.
Dia melanjutkan, iklim investasi menjadi sangat penting dan diperlukan regulasi yang pro investasi. Keempat, pembangunan infrastruktur. Terakhir, kelima, adalah kualitas sumber daya alam dan teknologi. "Ini yang akan mendorong sumber-sumber ekonomi baru secara jangka panjang," ujarnya.
Perry mendorong Sulut mempercepat pariwisata dan membuat paket-paket kebijakan pariwisata dari Tiongkok, Jepang. Serta membangun sumber daya manusia yang ramah untuk pariwisata.
(mus)