Kisruh Gatot Brajamusti Jadi Ketua Umum Parfi
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Tertangkapnya Ketua Umum Parfi, Gatot Brajamusti karena kasus narkoba di sebuah hotel di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu, 28 Agustus 2016 membuka kisah lain. Diduga banyak yang menentang pria yang mengaku sebagai guru spiritual Reza Artamevia itu menjabat sebagai ketua umum organisasi insan film Tanah Air tersebut.Â
Menurut Rina Hasyim, saat kongres Parfi yang diadakan di Lombok pekan lalu tidak banyak dihadiri anggota lain. Rina mengaku banyak yang tidak setuju Gatot kembali menjabat sebagai Ketua Umum Parfi. Namun, Rina enggan membeberkan apa yang menjadi alasan pihak lain tidak menyukai Gatot.
"Saya tidak mengerti, buktinya banyak yang tidak datang, mungkin karena tidak setuju. Saya kira begitu ya," kata Rina saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu, 31 Agustus 2016.
Diakui Rina, ia salah satu pihak yang menghadiri kongres Parfi. Tetapi, ia hadir di hari kedua. "Saya datang hari kedua dan tidak ikut pembukaan. Itu juga kongresnya separuh jalan baru kita masuk, duduk dan melihat," katanya.Â
Sementara itu, terkait kisruh yang terjadi di tubuh Parfi, Yenny Rachman, selaku mantan ketua organisasi tersebut ikut angkat bicara. Yenny mengungkapkan kecurangan yang dilakukan Gatot.Â
Yenny mengatakan bahwa Gatot maju menjadi Ketua Umum Parfi saat itu dengan memanipulasi data formulir. Gatot mengaku pernah main film sebagai peran utama, sebagaimana yang dicantumkan dalam AD ART Parfi. Bahkan Gatot memiliki kartu keanggotaan Parfi yang bertipe AB di luar pengetahuan dan seizin Yenny.
"Perlu diketahui tanda tangan kartu keanggotaan itu menggunakan scan tanda tangan saya, seharusnya lebih dahulu disetujui saya, tapi ini tidak ada persetujuan saya sama sekali," kata Yenny saat dihubungi melalui sambungan telepon.Â
Mendengar kabar penangkapan Gatot, bintang film Gadis Marathon ini mengaku lega. Menurutnya, selama ini Parfi telah dipimpin oleh tangan yang tidak berkompeten.
"Dan sekarang biarlah sejarah menjadi bukti kenapa kita teman-teman tidak rela Parfi dipimpin oleh orang yang bukan kompeten di bidangnya," ujar Yenny.
Â