Bohong, Fenomena 'Dua Rembulan' pada 29 Agustus
- VIVAnews/ M Teguh
VIVA.co.id – Pada hari ini, 29 Agustus 2016, beredar pesan berantai di WhatsApp tentang fenomena ‘bulan kembar’.
Dalam pesan tersebut dituliskan, pada malam fenomena ‘dua bulan’ terjadi lantaran Planet Mars bakal tampil sangat cerah seperti rembulan, karena posisinya jarak sangat dekat yaitu 34,65 mil dari Bumi. Dengan demikian, pesan tersebut menuliskan, mata telanjang akan bisa melihat rona Mars layaknya rembulan.
Pesan itu juga tertulis, seluruh dunia bakal menyaksikan fenomena ‘dua rembulan’. Pada pesan itu, tertulis penampakan dua rembulan akan bisa disaksikan lagi pada 2287
Menanggapi hal itu, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, menjelaskan pesan tersebut merupakan kabar bohong alias hoaks.
"Itu hoax berulang setiap 27 Agustus," jelas Thomas dalam pesannya kepada VIVA.co.id, Senin 29 Agustus 2016.
Dalam tulisannya di blog pribadinya, Thomas sudah menjelaskan kabar bohong itu sudah ramai beredar sejak Agustus 2003.
Pada tulisannya yang dipublikasikan 15 Juni 2010, Thomas menjelaskan pada 2003, oposisi Mars (Mars purnama) terdekat terjadi pada 27 Agustus 2003 dan akan terjadi lagi pada 31 Juli 2018, meski tak sedekat penampakan pada 27 Agustus 2003.
Thomas menjelaskan, Mars purnama pada 27 Agustus 2003 menang menjadi objek malam paling terang ketiga setelah bulan purnama dan Venus purnama.
Dia mengakui memang posisi Mars purnama pada 13 tahun silam merupakan rekor penampakan yang hanya terjadi sekali seumur hidup. Jaraknya mencapai titik terdekat dengan Bumi pada pukul 16:51 WIB, sejauh 55.758.006 kilometer. Ini jarak terdekat dalam hampir 60.000 tahun dan akan berulang lagi baru 284 tahun lagi.
"Jadi tidak mungkin ada manusia mengalaminya dua kali," kata Thomas.
Fenomena ini, saat itu diberitakan heboh, menjadi bakal munculnya ‘dua rembulan’.
"Mars tak mungkin tampak sebesar bulan purnama. Mars purnama terbesar pada 27 Agustus 2003 ukurannya hanya sebesar 25,1 detik busur," tulis Thomas kala itu.
Dia menjelaskan dengan ukuran hanya 25,1 detik busur, artinya lebar piringan Mars dilihat dari mata pengamat hanya membentuk sudut 25 detik busur atau 1/144 derajat. Bulan purnama dan juga Matahari besarnya sekitar 1/2 derajat atau kira-kira setengah lebar ujung telunjuk kalau lengan kita rentangkan ke depan.
"Jadi, pada saat puncak purnama, Mars ukurannya kira-kira 1/72 ukuran bulan purnama. Hanya tampak titik cahaya seperti bintang cemerlang. Itu pun masih kalah dengan Bintang Kejora (Venus purnama)" tulis dia.
Thomas menjelaskan, tiap 15 sampai 17 tahun sekali, Mars memang mencapai titik terdekat dengan Bumi, tapi posisinya tak sedekat pada 27 Agustus 2003.
Dalam catatanya sejak 1970-an, posisi Mars ke Bumi memang makin dekat, tapi usai 27 Agutus 2003, posisinya makin menjauh lagi.
 Pada Agustus 1971 jaraknya sekitar 59 juta km. Kemudian pada September 1988 jaraknya sekitar 63 juta km. Tahun 2003 ini mencapai titik terdekat, 55,7 juta km . Berikutnya baru pada 31 Juli 2018 dengan jarak 57,7 juta km.