Stuntman Indonesia, Tidak Ada Asuransi Tapi Dikenal Nekat

Deswyn Pesik, stuntman dan action director film laga Indonesia.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA.co.id – Stuntman atau pemeran pengganti menjadi faktor pendukung yang tak kalah penting dalam sebuah film action atau laga. Para stuntman adalah mereka yang melakukan aksi berbahaya, menggantikan para aktor utama di depan kamera.

Kisah Pemeran Pengganti Harry Potter yang Lumpuh saat Syuting Akan Diangkat Jadi Dokumenter

Deswyn Pesik, aktor dan juga action director ini cukup dikenal namanya dalam dunia laga. Ia mendirikan SFC (Stunt Fighter Community), sebuah komunitas stuntman untuk sinetron, film, dan iklan di Indonesia. Tidak ada syarat khusus untuk masuk dalam komunitasnya ini. Semua yang memiliki motivasi dan keberanian menjadi stuntman bisa bergabung, karena komunitas ini menyediakan pelatihan rutin untuk melatih para anggotanya.

Menjadi stuntman tidaklah mudah. Semua anggota sejak awal harus sudah mempersiapkan segala risikonya. Namun begitu, Deswyn tak pernah lupa untuk memberikan metode-metode khusus dan standar keamanannya.

Kenapa Stuntman Jokowi Bukan Orang Indonesia?

"Yang pasti persiapan fisik dan mental harus ada. Setelah terbiasa, ada trik khusus, teknik jatuh misalnya. Kita perhatiin dahulu titik jatuh di mana, apa yang jatuh dahulu, tangan atau kaki. Begitu jatuh, kita sesuai blockingan yang diminta," ujar Dewyn kepada VIVA.co.id, Kamis, 25 Agustus 2016.

Untuk menampilkan kesan nyata, pria yang pernah ikut dalam sejumlah film seperti Sang Martir dan Gangster ini, mengaku jarang menggunakan matras. Hal tersebut dilakukan untuk memperkaya gambar. Tapi tetap saja, keamanan penting mereka perhatikan.

Indiana Jones Sekual 5 Siap Syuting, Shia LaBeouf Tak Main

"Safety equipment. Pelindung lutut, sikut, tulang belakang. Kalau pakai kaus singlet ya enggak pakai. Latihannya harus benar-benar," katanya.

Persiapan yang dilakukan seorang stuntman di antaranya adalah melakukan latihan rutin setiap minggu. Ketika ada proyek film, latihan akan lebih intens dilakukan.

Tidak ada jaminan

Melakoni adegan-adegan berbahaya, dari mulai perkelahian, kebut-kebutan, terjun bebas, jatuh dari motor, mobil, dan lain sebagainya itu tentu sangat berisiko. Namun Deswyn mengaku belum ada jaminan, seperti asuransi kesehatan apalagi jiwa untuk stuntman.

"Belum ada asuransi. Kalau iklan masih ada. Film, sinetron enggak ada. Uang ganti rugi saja. Zaman sinetron, (bahkan) Rp50 ribu untuk pijit," ujarnya. Beruntung, tidak pernah ada kejadian buruk yang selama ini menimpanya dan rekan-rekan di SFC.

Ketika ditanya berapakah upah yang diterima stuntman, ia menuturkan tidak pernah ada ketetapan dan standardisasinya. Semua tergantung kesepakatan bersama dari kedua belah pihak. Namun mirisnya, Deswyn mengaku pernah dibayar Rp150 ribu saja pada tahun 2012 untuk proyek tiga bulan sinetron.

Perbedaan dengan stuntman luar negeri

Deswyn menuturkan, banyak perbedaan antara stuntman luar negeri dengan yang ada di Indonesia.

"Orang luar, satu itu safety, lalu mereka lihat punya fasilitas," katanya yang menjelaskan harus ada sertifikasi khusus untuk menjadi seorang stuntman di Hollywood.

Meski begitu, kualitas dan kemampuan stuntman Indonesia pantas diperhitungkan. Indonesia dikenal memiliki stuntman dengan mental yang kuat, karena termasuk nekat.

"Orang luar kalau liat kita, mereka bilang, 'Gila!', karena kita nekat," tambahnya.

Kebanggaan menjadi stuntman

Meski belum menjadi profesi yang menjanjikan, Deswyn mengaku, menjadi seorang stuntman punya kebanggaan sendiri. Ia mengatakan, adegan berbahaya yang sukses dilakukan adalah kepuasan dan kebanggaannya.

"Itu hasil kerja keras kita," katanya dengan mantap.

Stunt Man Film

Indras Hidetora yang juga bergabung dalam SFC dan pernah menjadi stuntman Afgan Syahreza dalam film Refrain juga film lain seperti Negeri Tanpa Telinga mengungkapkan, menjadi stuntman juga dilatih menjadi aktor laga. Meski tak tertangkap kamera, mereka harus bisa menguasai ekspresi. Jika bagus, bisa mendapat peran penting nantinya.

Ke depan, Deswyn berharap bisa mendapat perhatian lebih dari industri perfilman Indonesia, seperti dari Parfi (Persatuan Artis Film Indonesia). Ia ingin semua komunitas stuntman bergabung untuk membentuk asosiai guna membuat standardisasi upah hingga keamanannya.

"Agar enggak jatuh-jatuh harganya. Kita enggak stag di situ saja, ada asuransi juga," katanya berharap.

Brand Indonesia di Italia

Brand Indonesia Lakukan Ini Agar Produknya Bisa Dikenal di Luar Negeri

Talent terbaik dari event “World Stunt Competition 2024” ini akan disponsori dan akan dijadikan brand ambassador untuk memasarkan produk karya anak bangsa di luar negeri

img_title
VIVA.co.id
25 Januari 2024