Eddy Silitonga, Si Suara Malaikat dari Pematangsiantar
- VIVA.co.id/TV One
VIVA.co.id – Indonesia kembali berduka atas kepergian musisi senior Eddy Silitonga. Bernama lengkap Charles Edison Silitonga, penyanyi yang populer di tahun 70-an ini menorehkan banyak karya abadi yang dicintai masyarakat Indonesia.
Bakat menyanyi putra dari pasangan Gustaf Silitonga dan Theresia Siahaan ini sudah terlihat sejak kecil. Eddy Silitonga lahir di Pematangsiantar pada 17 November 1950 dan mulai bernyanyi pada era pemberontakan PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia) saat usianya masih 9 tahun.
Tidak ada sekolah khusus yang ia jalani dalam mengasah kemampuan bernyanyinya. Namun kemampuan Eddy Silitonga terbukti saat ia memenangkan Festival Penyanyi Seriosa se-Sumatera Utara di Medan pada tahun 1967. Sebelum terkenal sebagai penyanyi solo, penyanyi bersuara tinggi dan melengking ini juga pernah membentuk sebuah grup bernama Eddy's Group.
Nama Eddy Silitonga semakin melejit setelah lagunya berjudul Biarlah Sendiri karya Rinto Harahap muncul di tahun 1976. Suara emasnya membuat Eddy Silitonga dijuluki sebagai Si Suara Malaikat dari Pematangsiantar. Hingga tahun 1979, Eddy Silitonga menikmati masa kejayaannya sebagai musisi besar Tanah Air.
Selain handal dalam lagu pop. Eddy Silitonga juga dikenal lewat berbagai lagu daerah, mulai dari lagu Minang, Batak, Melayu, Manado, hingga Jawa. Eddy pun lihai dalam menyanyikan lagu-lagu mancanegara di samping juga pernah menelurkan lagu-lagu religi yang menyentuh hati.
Tembang-tembang kenangan Eddy Silitonga yang terkenal antara lain Kini Kusadari, Mama, Mimpi Sedih, Jatuh Cinta, Au, Wolak Walik Jaman, dan lain sebagainya. Lagu Mama begitu populer hingga Eddy berkesempatan mempromosikannya lewat film berjudul Kembalilah Mama pada tahun 1977. Ikut membintangi film itu, namun Eddy menolak tawaran film lain yang datang dengan alasan ia tak berbakat bermain peran.
Pria yang hit dengan gaya rambut dan jenggot pada zamannya itu dekat dengan banyak sahabat musisi lain, salah satunya Diana Nasution. Pada program Satu Jam Lebih Dekat yang tayang di tvOne pada 2013 lalu, Eddy mengungkap, ialah yang memperkenalkan penyanyi wanita legendaris itu pada Rinto Harahap. Saat itulah lagu Benci Tapi Rindu lahir.
Namun kejayaan Eddy Silitonga di dunia musik tak begitu lama. Ia pernah bangkrut lantaran salah memilih rekan bisnis. Di tahun 1980-an, harta bendanya ludes untuk membayar utang. Kejatuhannya dianggap sebagai berkat dari Tuhan dan momentum baginya menebus segala dosa.
Lama tak terdengar suaranya, Eddy pun dinobatkan sebagai Duta Kebudayaan Indonesia pada tahun 2010. Ia bertugas mempromosikan budaya dan pariwisata Indonesia dengan berkeliling ke berbagai negara di dunia. Panggungnya yang sudah mendunia membuat nama Eddy Silitonga pun berkibar lebih luas.
Kini, penyanyi senior kebanggaan Indonesia itu telah tutup usia. Eddy Silitonga meninggal dunia pada 25 Agustus 2016 di usianya yang ke-65. Musisi yang membumi itu memang telah tiada, namun karya-karyanya selalu terkenang sepanjang masa. Selamat jalan, Eddy Silitonga.