Setelah 300 Tahun, Misteri Angin Gerhana Terkuak
- www.space.com
VIVA.co.id – Ilmuwan kini bisa memecahkan misteri . Selama 300 tahun, manusia belum bisa menguak tentang angin gerhana, tapi kini berkat dukungan ribuan sukarelawan, ilmuwan akhirnya bisa memecahkan misteri tersebut.
Misteri angin gerhana telah dirasakan oleh perintis astronom, Edmund Halley pada 301 tahun lalu. Saat memerhatikan gerhana Matahari, dia mencatat ada nuansa dingin dan basah saat gelap tersebut. Pada masa itu, sensasi dingin dan basah menimbulkan kengerian.
Dikutip dari Science Alert, Rabu, 24 Agustus 2016, kini hasil dari data pengamatan ribuan sukarelawan dan stasiun pengamatan cuaca menunjukkan, atmosfer memang dingin selama gerhana, selain itu kecepatan angin saat gerhana tercatat berkurang.
Temuan itu disampaikan peneliti cuaca dari University of Reading, Inggris, setelah mengumpulkan data sekitar 4500 sukarelawan untuk riset National Eclipse Weather Experiment.
Pengukuran ini memang dirancang untuk mengetahui efek meteorologi gerhana Matahari sebagian yang terjadi pada 20 Maret 2015.
Dengan menggabungkan hasil pengamatan di seluruh wilayah Inggris dan mengolaborasikan data dari stasiun cuaca serta jaringan sensor cuaca pinggir jalan, tim peneliti menemukan sebab nuansa dingin gerhana tersebut.
Peneliti mengatakan, perubahan kondisi angin terkait dengan variasi dalam lapisan batas Bumi, lapisan udara yang memisahkan angin tingkat tinggi dari mereka yang ada di permukaan tanah.
"Ada banyak teori tentang angin gerhana selama bertahun-tahun, tapi kami berpikir ini adalah penjelasan yang paling menarik," ungkap fisikawan atmosfer, Giles Harrison.
Dia mengatakan, karena Matahari menghilang di balik Bulan, maka tanah tiba-tiba mendingin. Kondisi itu mirip saat Matahari terbenam.
Momen saat gerhana Matahari berarti, udara hangat berhenti naik dari tanah dan menyebabkan penurunan kecepatan angin dan pergeseran arah seperti melambatnya udara oleh perubahan permukaan Bumi.
Dalam pengukuran, penurunan suhu akibat gerhana terjadi di Inggris, yang mana turun 1 derajat celsius. Sementara penurunan suhu di berbagai negara mencapai 4 derajat celsius.
Perubahan kecepatan angin juga terekam. Di Inggris, saat gerhana tahun lalu, kecepatan angin turun 4 Knot atau 7,4 kilometer per jam.
Temuan peneliti itu juga didukung oleh penelitian lain dari tim University of Sheffield, Inggris. Tim ini menemukan penurunan suhu di Inggris rata-rata 0,83 sampai 0,63 derajat celsius dengan rata-rata kecepatan angin turun sembilan persen dibandingkan rata-rata pada umumnya.
Temuan perubahan angin dan suhu kedua tim peneliti itu dikatakan perlu mendapat verifikasi secara independen peneliti yang fokus dengan gerhana.