Hilang Dua Tahun, NASA Temukan Lagi Pesawat Matahari
- www.space.com/NASA
VIVA.co.id – Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) melaporkan bisa menemukan kembali pesawat antariksa pengamat Matahari mereka, Solar Terrestrial Relations Observatories (STEREO-B).
NASA kehilangan kontak dengan STEREO-B selama dua tahun sejak 1 Oktober 2014. STEREO-B terdiam dan hilang usai pengendali misi menguji instrumen 'pencatat waktu kehilangan perintah'. Sesuai skema, fitur ini akan secara otomatis aktif saat STEREO-B berhenti komunikasi dengan Bumi selama 72 jam.
Saat itu tiba-tiba, pesawat pengamat itu diam dan kemudian hilang dari kontak badan antariksa yang bermarkas di Washington DC, AS tersebut.
Dikutip dari Space, Rabu 24 Agustus 2016, NASA menemukan sinyal STEREO-B pada 21 Agustus lalu. Pesawat itu terdeteksi Deep Space Network NASA, stasiun pelacak antariksa yang bertugas menyokong NASA di Tata Surya dan lingkungannya.
Ditemukannya STEREO-B memang disyukuri, sebab sejak kehilangan pesawat itu, peneliti NASA mengatakan, mereka terus secara berkala tiap bulan berusaha mencari pesawat pengamat itu hingga ditemukan pada akhir pekan lalu.
Usai ditemukan, NASA belum bisa memastikan kondisi 'kesehatan' pesawat tersebut setelah hilang kontak dua tahun. Sementara kembaran STEREO-B yaitu STEREO-A saat ini masih bekerja secara normal.
"Tim Operasi Misi STEREO berencana untuk memulihkan untuk menilai kondisi pengamatan, meneguhkan kembali kendali sikap (pesawat) dan mengevaluasi seluruh subsistem dan instrumen," tulis pejabat NASA dalam pernyataannya.
Pesawat kembar STEREO diluncurkan pada Oktober 2006 dan sebenarnya misi berakhir pada 2008. Tapi saat itu, NASA memutuskan untuk memperpanjang misi. Dalam kelanjutan misi, kedua pesawat akan berada di belakang Matahari pada 2015 selama masing-masing tiga bulan.
Laman The Washington Post menuliskan, misi STEREO bertugas mengamati fenomena Matahari misalnya lontaran massa korona (coronal mass ejection) dari berbagai sudut.
Selama ledakan korona itu, diketahui Matahari akan melontarkan sejumlah plasma dan medan magnetik ke antariksa dengan kecepatan 200 mil per detik dan bisa lebih cepat sepuluh kali lipat.
Dampak ledakan korona itu bisa mempengaruhi peralatan komunikasi jika sampai menerpa ke Bumi. Selain itu lontaran massa korona juga bisa mengancam kesehatan manusia.
Dalam misi ini, pesawat kembar STEREO menjalankan tugas menciptakan gambar tiga dimensi lontaran tersebut. Dengan dokumentasi detail itu, maka akan membantu para ilmuwan untuk lebih memahami dan memprediksi lontaran massa korona secara lebih akurat.