Indonesia Tantang MEA di Industri Batu Bara
- ANTARA/Muhammad Adimaja
VIVA.co.id – Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot Ariyono bersama Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Perhapi bersinergi guna menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), khususnya sektor batu bara.
Menurut Bambang, tantangan itu masih sangat mungkin dimenangkan Indonesia, sebab belum adanya pencapaian tertinggi dalam industri tersebut di negara lain. Seperti, masih terbatasnya standar kompetensi bagi para pekerja di industri pertambangan, mineral, dan batubara.
"Pada kesempatan ini, kami bersama-sama akan tantang MEA dalam sektor batubara. Hal itu karena masih terbatasnya standar kompetensi khususnya untuk para pekerja di industri pertambangan, mineral dan batu bara," kata Bambang Gatot Ariyono di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa, 23 Agustus 2016.
Kedua, belum adanya baku mutu acuan yang digunakan untuk menilai barang proses yang dihasilkan. Dan Ketiga, masih sedikitnya standar-standar yang ditetapkan.
Bambang mengatakan, tantangan dilakukan karena belum juga adanya sinergi antara pemangku kepentingan, produsen, konsumen, dan dewan pakar serta pemerintah dalam menyusun baku mutu.
Dengan memberanikan menantang MEA, diharapkan persaingan dalam produk dan pekerja akan semakin terbuka dan lebar.
Adapun untuk mencapainya, perlu diterapkan berbagai strategi, yaitu melakukan pengakuan atas kualitas dan kompetensi yang dimiliki para tenaga kerja, melakukan pengakuan terhadap kualitas produk barang dan jasa, dan peningkatan kualitas lembaga pendidikan, pelatihan, serta sertifikasi.
Kemudian, perlu juga strategi dalam meningkatkan partisipasi pemangku kepentingan dalam menyusun dan menjalankan suatu kebijakan, serta peningkatan ketahanan ekonomi dalam negeri.
"Secara berkelanjutan diharapkan nantinya juga para pekerja di industri pertambangan memiliki kompetensi yang disyaratkan dan mampu memenangkan pasar tenaga kerja di tingkat regional dan global. Peningkatan kualitas tenaga kerja pun menjadi filter bagi arus masuk tenaga kerja asing ke Indonesia," kata Bambang.