Dapat PMN, Wijaya Karya Rights Issue Rp2,1 Triliun
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Emiten konstruksi PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) telah menyepakati rencana perseroan untuk melaksanakan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).Â
Direktur Utama WIKA, Bintang Perbowo mengatakan, dalam pelaksanaan rights issue tersebut perseroan menerbitkan sebanyak-banyaknya 4.037.164.144 saham seri B dengan nominal Rp100 per saham.Â
"Hari ini topik RUPSLB Wika untuk right issue karena ada persetujuan PMN dalam anggaran APBN 2016 lalu kita dapat PMN Rp4 triliun, terkait itu makanya ada rights issue supaya pemegang saham di Wika tidak berkurang," ujarnya di Jakarta, Senin, 22 Agustus 2016.
Bintang menjelaskan, dalam aksi ini perseroan mengincar dana segar sebesar Rp6,1 triliun. Di mana, Rp4 triliun diperoleh dari hasil Penyertaan Modal Negara (PMN), sisanya Rp2,1 triliun dari rights issue.
Seperti diketahui, kepemilikan saham Wika sebesar 65,5 persen dimiliki pemerintah dan sisanya 34,5 persen dimiliki publik. Sehingga jika Wika memperoleh PMN maka harus melakukan right issue agar tidak terjadi perubahan porsi kepemilikan saham perseroan.Â
"Kalau ditambah yang pemerintah, yang publik juga harus ditambah, kalau tidak porsi kepemilikan saham akan berubah. Jadi kita akan right issue dengan mengincar dana sebesar Rp2,1 triliun," ujarnya menambahkan.
Bintang menjabarkan, dari hasil dana right issue tersebut akan digunakan perseroan untuk membiayai ekspansi perseroan ke depan. "Proceed tersebut akan digunakan untuk belanja modal dan modal kerja berbagai proyek kami, tapi nanti proyeknya belum bisa kita sebutkan," ujarnya.Â
Dalam aksi ini, kata Bintang, perseroan menunjuk penjamin pelaksana emisi yakni Mandiri Sekuritas, Bahana Securities dan Danareksa Sekuritas. "Jadi joint lead underwriter ini mereka fungsinya stand by buyer jika ada yang tidak terserap."Â
Sekedar informasi, saat ini modal ditempatkan dan disetor perseroan sebanyak 6.149.225.000 saham dengan jumlah nominal Rp614,922 miliar. Setelah rights issue saham perseroan menjadi sebanyak 10.186.389.144 saham atau Rp10,08 triliun. Di mana, modal dasar menjadi sebesar Rp4 triliun.Â
(mus)