Rocker Kesal Patung Gombloh Tertutup Bangunan Mal
- VIVA.co.id/Nur Faishal
VIVA.co.id - Para musisi rock yang tergabung dalam Indonesia Kita (I.Ki) mengaku prihatin dengan monumen legenda rock Indonesia, mendiang Gombloh, di lapangan Taman Hiburan Rakyat (THR) di Jalan Kusumabangsa, Tambaksari, Surabaya, Jawa Timur. Patung Gombloh itu tersisihkan karena tertutup bangunan tempat belanja modern atau mal.
Gombloh adalah legenda rock Indonesia yang memulai karier musiknya dari Surabaya. Bersama Leo Kristi di Lemon's tree, Gombloh menjadi ikon rock di masanya, tahun 1980-an. Lagu-lagunya banyak bernapaskan tentang nasionalisme. Yang paling dikenang dan sering dinyanyikan hingga sekarang ialah Kebyar Kebyar.
Mengenang sang maestro musik, sekelompok seniman di Kampung Seni THR lalu membuat monumen Gombloh. Pembuat patung perunggu seberat 200 kilogram itu ialah seniman pengagum Gombloh, Pak Jey.
"Sekarang Patung Gombloh tertutup bangunan mal," kata pengamat musik, Bens Leo, di Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Surabaya, pada Jumat, 19 Agustus 2016.
Pria kelahiran Pasuruan itu mengatakan, tersisihnya monumen Gombloh menandakan sedikitnya perhatian pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Kota Surabaya, terhadap para seniman. Padahal, di mata seniman dan penggemarnya, Gombloh adalah sosok yang berkontribusi besar kepada bangsa di jalur kesenian.
Ketua Umum Indonesia Kita (I.Ki), Renny Djajoesman, mengakui bahwa selama ini penghargaan pemerintah kepada Gombloh masih minim. Padahal, lagu-lagunya, terutama Kebyar Kebyar, mampu membangkitkan semangat nasionalisme masyarakat, terutama penggemarnya.
Renny mengaku I.Ki akan mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo agar memberikan penghargaan yang lebih kepada Gombloh. "Kita berharap pemerintah memberikan apresiasi tinggi kepada seniman, terutama seniman besar seperti almarhum Gombloh," katanya.